Startup Ini Bikin Lengan Prostetik untuk Korban Kebiadaban Israel

Anggoro Suryo - detikInet
Senin, 07 Jul 2025 20:00 WIB
Foto: Dok. Bioniks
Jakarta -

Namanya Sidra Al Bordeeni, kisah hidupnya sangat memilukan. Usianya belum genap delapan tahun namun ia sudah harus kehilangan lengannya akibat serangan Israel di Gaza.

Saat itu Sidra berlindung di Sekolah Nuseirat, salah satu sekolah di Gaza yang diubah penampungan pengungsi. Menurut Sabreen Al Bordeeni -- ibunya, tangan Sidra harus diamputasi karena layanan kesehatan di Gaza tak bisa langsung menangani luka yang dialami Sidra.

Namun kini, setahun kemudian, Sidra sudah bisa belajar mengendarai sepeda di Kamp Pengungsian di Yordania. Sidra mendapat lengan prostetik yang dibuat oleh Bioniks, startup Pakistan.

"Dia sedang bermain, dan semua teman serta saudaranya mengagumi lengan itu," kata Sabreen, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (7/7/2025).

Lengan prostetik itu dibuat di Karachi oleh Bioniks, startup yang memanfaatkan aplikasi di ponsel untuk membuat model 3D dari lengan yang akan dibuat.

CEO Bioniks Anas Niaz menyebut startupnya itu sudah membuat lebih dari 1000 lengan prostetik di Pakistan sejak 2021. Startup ini dibiayai oleh gabungan dari pembayaran pasien, sumbangan perusahaan, dan berbagai donasi. Namun ini adalah pertama kalinya mereka membuat lengan prostetik untuk korban perang.

Sidra dan seorang bocah lain berusia tiga tahun, Habebat Allah, yang kehilangan kaki dan lengannya di Gaza membutuhkan waktu berhari-hari untuk melakukan konsultasi secara online dan pengecekan ukuran secara virtual.

Setelah itu barulah Niaz terbang dari Karachi, Pakistan ke Amman, Yordania, untuk menemui dua bocah itu dan secara personal mengirimkan lengan dan kaki prostetik buatan startupnya itu.

Lengan prostetik Sidra dibiaya oleh Mafaz Clinic di Amman, sementara lengan dan kaki prostetik untuk Habebat dibiayai oleh berbagai donasi. Menurut CEO Mafaz Entesar Asaker, kliniknya bekerja sama dengan Bioniks karena biaya pembuatannya yang murah serta bisa dilakukan secara online.

Menurut Niaz, lengan prostetik buatan startupnya hanya membutuhkan biaya USD 2.500, jauh lebih murah dibanding lengan prostetik buatan Amerika Serikat yang harganya bisa mencapai USD 10 ribu, bahkan USD 20 ribu.

Namun Niaz mengakui lengan buatan startupnya itu memang tak secanggih buatan Amerika, namun ia menjanjikan fungsi pergerakan yang tinggi untuk anak-anak, serta proses yang bisa dilakukan dari jarak jauh membuat lengan dari Bioniks ini menjadi pilihan yang lebih bisa diakses.

"Kami berencana menyediakan lengan dan kaki prostetik ini untuk daerah konflik lain, seperti Ukraina, dan menjadi perusahaan global," kata Niaz.

Lengan dan kaki prostetik untuk anak-anak lazimnya perlu diganti setiap 12-18 bulan sekali karena ukuran tubuhnya terus berkembang. Namun Niaz menjanjikan biayanya tak akan terlalu tinggi karena hanya beberapa komponen yang perlu diganti, dan komponen yang diganti itu bisa dipakai ulang untuk membantu anak lain.

Sebagai informasi, korban Gaza yang harus diamputasi saat ini mencapai 4.500 kasus, menambah panjang kasus amputasi sebelum perang yang sudah mencapai 2.000, dan ironisnya mayoritas dari kasus itu terjadi di anak-anak. Bahkan ini adalah kasus amputasi anak tertinggi perkapita dalam sejarah menurut PBB.



Simak Video "Video Catatan DPR ke Menkomdigi soal Pemerataan Sinyal Internet: Kebutuhan Primer"

(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork