Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok
Hide Ads

Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Senin, 02 Jun 2025 16:13 WIB
Russian Defence Minister Sergei Shoigu inspects military drones at a training range in the Moscow military district, in Russia, in this handout picture released April 20, 2024. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT.
Ilustrasi drone militer dalam perang Rusia-Ukraina (Foto: Russian Defence Ministry via REUTERS)
Kyiv -

Ukraina melakukan serangan udara memakai drone dalam Operation Spider's Web. 41 Pesawat tempur Rusia rusak dibuatnya.

Serangan ini diklaim sebagai serangan udara paling sukses dari Ukraina terhadap Rusia. Dilansir ABC Australia, Senin (2/6/2025) 41 pesawat tempur pembom milik Rusia yang sanggup membawa rudal nuklir, rusak akibat serangan drone ini.

Pihak militer Ukraina mengatakan itu adalah 34% dari total pesawat pembom milik Rusia. Serangan ini sukses digelar pada Minggu (1/6) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat militer Ukraina mengatakan mereka menyerang beberapa pangkalan udara sekaligus di Rusia. Kerugian Rusia ditaksir mencapai USD 7 miliar.

"Drone SBU telah menyerang lebih dari 40 pesawat termasuk A-50, Tu-95 dan Tu-22 M3," kata pejabat dari angkatan bersenjata Ukraina di Telegram.

ADVERTISEMENT

Puji-pujian tentu saja mengalir dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky mengatakan serangan ini memakai 117 drone dan menjadi serangan yang sangat brilian.

"Rusia telah mengalami kerugian yang sangat besar dan sudah pasti demikian," ujarnya.

Zelensky bilang, Operasi Sarang Laba-laba dipersiapkan selama 1,5 tahun. Dia bilang ini adalah drone bikinan Ukraina, bukan bantuan dari sekutu mereka. Pihak Amerika Serikat pun secara terpisah mengatakan tidak diberi tahu soal rencana serangan ini oleh Ukraina.

Dikatakan pihak militer Ukraina, ini adalah operasi militer yang rumit. First person view (FPV) drone ini harus diselundupkan masuk ke Rusia lewat truk, disamarkan sebagai paket rumah kayu rakitan.

"Pada saat yang tepat, atap rumahnya bisa dibuka dari jauh dan drone-dronenya terbang menyerang bomber Rusia," kata sumber militer Ukraina.

Para pejabat militer negara Barat menilai serangan Ukraina ini sangat kreatif dan inovatif. Serangan ini patut dipelajari dan ditiru karena efektif dan relatif murah.




(fay/rns)