Badan intelijen Korea Selatan (National Intelligence Service/NIS) menuding aplikasi AI DeepSeek mengumpulkan data pribadi secara berlebihan dan menggunakan data tersebut untuk melatih dirinya sendiri.
Mereka pun mempertanyakan respon yang DeepSeek atas pertanyaan terkait kebanggan nasional. NIS kemudian memberikan rekomendasinya ke badan pemerintahan lain dan meminta mereka berhati-hati atas aplikasi AI tersebut.
"Berbeda dengan layanan AI generatif lain, ini sudah terkonfirmasi kalau rekaman pecakapan bisa dikirim berikut dengan fungsi untuk merekam pola input keyboard yang bisa mengidentifikasi individu dan komunikasi dengan server milik perusahaan China seperti volceapplog.com," tulis NIS dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NIS juga menyebut DeepSeek memberikan akses tak terbatas terhadap data pengguna ke pengiklan, serta menyimpan data pengguna dari Korea Selatan di server yang berlokasi di China, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (11/2/2025).
Parahnya, menurut NIS, berdasarkan undang-undang yang berlaku di China, pemerintah China akan bisa mengakses data tersebut jika dibutuhkan.
DeepSeek juga dituding memberikan jawaban yang berbeda untuk pertanyaan yang berpotensi sensitif dalam bahasa yang berbeda. NIS mencontohkan pertanyaan terkait kimchi, makanan tradisional Korea mirip dengan asinan sayur, yang dibuat dengan melakukan fermentasi dan menggunakan bumbu pedas.
Menurut NIS, jika DeepSeek ditanya asal kimchi menggunakan bahasa Korea, ia akan menjawab kimchi berasal dari Korea. Sementara itu jika ditanya menggunakan bahasa China, DeepSeek akan menjawab kimchi berasal dari China.
Masalahnya, asal muasal makanan kimchi memang sempat menjadi bahan perdebatan netizen di media sosial beberapa tahun yang lalu.
DeepSeek juga dituding menyensor jawaban untuk pertanyaan politis untuk kejadian tertentu, misalnya pertanyaan soal tragedi di Lapangan Tiananmen yang terjadi pada tahun 1989. DeepSeek hanya menjawab: "Mari bahas topik yang lain".
(asj/asj)