Acara religi di televisi memainkan peran penting dalam mendukung harmonisasi keberagaman di Indonesia. Salah satu contoh yang relevan adalah program 'Serambi Islami' yang ditayangkan oleh TVRI.
Sebagai negara dengan berbagai suku, agama, dan budaya, Indonesia membutuhkan media yang mampu menjembatani perbedaan tersebut melalui narasi yang membangun toleransi.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliandre Darwis, Ph.D., dalam disertasinya di Universitas PTIQ Jakarta, menganalisis corak penafsiran dalam acara "Serambi Islami" selama pandemi 2020-2021. Program 'Serambi Islam' tidak hanya menyajikan kajian keagamaan, tetapi juga merespons isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini menemukan bahwa acara tersebut menggunakan pendekatan kontekstual yang relevan dengan kondisi sosial-budaya di Indonesia khususnya pada saat pandemi.
"Perbedaan itu ternyata membuat kita harus kuat kembali. Karena di masa pandemi kita tahu kan orang ego-nya masing-masing. Dan hanya kesatuan yang bisa menjadikan solusi," ujar Yuliandre Darwis, Ph.D, Universitas PTIQ Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Dari 35 tema yang dianalisis, sebagian besar tema berkaitan dengan isu sosial kemasyarakatan (adabi ijtima'i), dengan tema-tema lain seperti tasawuf dan fiqih.
Salah satu poin penting dari kajian ini adalah gotong royong sebagai nilai yang diajarkan melalui program religi. Gotong royong tidak hanya merupakan tradisi bangsa, tetapi juga bagian dari ajaran agama yang dianjurkan dalam Al-Qur'an dan hadits.
Dalam masyarakat yang plural seperti Indonesia, nilai gotong royong dapat menjadi perekat yang menyatukan berbagai kelompok sosial. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa acara religi di televisi berpotensi menjadi kunci dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman Indonesia.
*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fyk/fyk)