Ada berbagai jenis keamanan berlapis DANA Protection untuk pengguna. Dengan begitu, kejahatan siber bisa dihindari oleh pengguna dompet digital tersebut.
CEO & Co-Founder DANA Indonesia Vince Iswara mengatakan pertumbuhan perekonomian bisa terjadi dengan inklusi keuangan, dan bisa menjadi lebih cepat dengan inklusi keuangan digital. Bagaimana bisa menunjang hal itu, dibutuhkan dasar-dasar keamanan.
"Apalagi ada perkembangan pesat teknologi, seperti fintech, AI, ke depannya dengan deepfake. Ini jadi concern kami bagaimana caranya mengamankan pengguna di Indonesia," kata Vince di acara 'Dialog DANA: Bersinergi Menjaga Keamanan dari Kejahatan Siber', di Jakarta, Kamis (26/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengamankan, DANA sendiri sudah menerapkan teknologi canggih risk engineer. Ini akan memproses jutaan hingga miliaran transaksi di DANA. Kemudian, ada juga multifactor authentication yang diandalkan untuk mengetahui apakah transaksi dianggap suspected dari keamanan risk engineer.
"Kita juga tidak share data ke siapapun, baik internal maupun eksternal. Kita terkoneksi dengan banyak pihak tapi kita mengadopsi zero sharing policy," tuturnya.
Perkembangan DANA Protection terus menyesuaikan tantangan kejahatan siber terkini. Pada Agustus 2019, ada garansi uang kembali. Kemudian Agustus 2023 ada cek aktivitas mencurigakan, Oktober 2023 dengan konfirmasi aktivitas mencurigakan, Desember 2023 muncul fitur laporan via aduan nomor, dan terakhir Juni 2024 untuk scam checker.
![]() |
Cary Piantono Chief Risk Officer DANA Indonesia menjelaskan bahwa perlindungan yang diberikan DANA berdasarkan dari machine learning yang mereka kembangkan. Seiring berkembangnya data dan pembelajaran mesin, maka akan terbaca pola. Pola ini yang akan mengungkap apakah suatu akun melakukan pelanggaran.
Tak diungkap jelas, akan tetapi DANA memiliki ribuan rules yang menjadi kriteria untuk mendeteksi potensial fraudster atau terduga penipu.
Lebih lanjut, tak cuma mengandalkan teknologi, DANA juga memiliki sumber daya manusia untuk menjawab tantangan keamanan siber di DANA.
"Sebenarnya, 80% dari komplain kita di-handle Diana. Itu juga automation AI kita yang sudah belajar tipe komplain. Misalnya, saya merasa saya ditipu, dia bisa diajak ngobrol. Dari komplain sudah di-handle, baru sisanya baru ada orang CS yang handle," terang Cary.
"Kalau teridentifikasi fraud, nanti akan di-pass ke tim saya untuk dihubungi," sambungnya.
(ask/fay)