Pavel Durov, co-founder dan CEO Telegram, mengaku memiliki lebih dari 100 anak di 12 negara. Padahal ia mengaku tidak pernah menikah dan lebih memilih hidup sendiri.
Durov mengatakan ia baru mendapat kabar soal anak kandungnya yang tersebar di belasan negara. Rupanya ia pernah aktif menjadi pendonor sperma beberapa tahun yang lalu.
Dalam postingan di channel Telegram pribadinya, Durov menceritakan bagaimana awalnya ia menjadi pendonor sperma. Sekitar 15 tahun yang lalu, Durov diminta oleh temannya yang kesulitan memiliki anak untuk mendonorkan spermanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia mengatakan ia dan istrinya tidak bisa punya anak karena masalah kesuburan dan meminta saya untuk mendonorkan sperma di sebuah klinik agar mereka bisa punya anak. Saya tertawa terbahak-bahak sebelum menyadari kalau ia serius," kata Durov, seperti dikutip dari Livemint, Rabu (31/7/2024).
Petugas di klinik tempat Durov mendonorkan spermanya mengatakan pasokan donor berkualitas tinggi sangat terbatas dan sudah menjadi tanggung jawab sipilnya untuk mendonorkan lebih banyak sperma guna membantu pasangan lain.
Hingga tahun 2024, sperma yang didonasikan oleh Durov sudah membantu lebih dari 100 pasangan di 12 negara untuk memiliki anak. Ia sudah berhenti mendonorkan sperma, namun ada satu klinik fertilisasi in vitro (IVF) yang menyimpan spermanya.
Kini, Durov berencana menyediakan DNA-nya secara open-source agar anak-anaknya bisa bertemu satu sama lain. Pria berusia 39 tahun ini menyadari ada banyak risiko menjadi donor sperma, namun ia tidak menyesal.
"Langkanya sperma sehat menjadi masalah yang semakin serius di seluruh dunia, dan saya bangga telah memberikan kontribusi saya untuk membantu meringankannya," ujar Durov.
"Saya juga ingin membantu menghilangkan stigma tentang donasi sperma dan memberikan insentif kepada lebih banyak pria yang sehat untuk melakukannya, agar keluarga yang kesulitan memiliki anak bisa menikmati lebih banyak pilihan," pungkasnya.
(vmp/fay)