Misteri di Balik Elon Musk Membelot Dukung Donald Trump
Hide Ads

Misteri di Balik Elon Musk Membelot Dukung Donald Trump

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 30 Jul 2024 11:10 WIB
Elon Musk, CEO of SpaceX and Tesla, applauds as Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses a joint meeting of Congress at the U.S. Capitol in Washington, U.S., July 24, 2024. REUTERS/Craig Hudson
Elon Musk. Foto: REUTERS/Craig Hudson
Washington -

Donald Trump kini cukup banyak didukung pentolan dari dunia teknologi, tidak seperti sebelumnya. Mereka termasuk Elon Musk yang menjadi nama terbesar yang mendukung mantan presiden tersebut, bahkan terlibat dalam upaya penggalangan dana.

Menurut Wall Street Journal, Musk menjanjikan USD 45 juta per bulan untuk kampanye Trump, yang akan menjadikannya salah satu donatur terbesar. Musk sendiri mengakui terlibat upaya penggalangan dana Trump, tapi membantah jumlah tersebut, dengan mengatakan sumbangannya jauh lebih rendah.

"Saya percaya pada Amerika yang memaksimalkan kebebasan dan prestasi individu. Dulu itu adalah Partai Demokrat, tetapi sekarang pendulum telah berayun ke Partai Republik," tulis Musk di X.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan Musk mendukung Trump tampak seperti perubahan yang mengejutkan sekaligus misterius bagi seorang pria yang secara historis menghindari sumbangan politik dan dulu lebih mendukung Partai Demokrat. Ia dilaporkan pernah mengantre enam jam untuk menjabat Barack Obama dan di 2018 menggambarkan diri sebagai moderat secara politik.

Pada tahun 2017 seperti dikutip detikINET dari BBC, ia termasuk di antara anggota pertama yang keluar dari dewan bisnis Gedung Putih, berpisah dengan Trump terkait kebijakan perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

Perusahaannya Tesla, berulang kali dikritik Trump sebagai mahal dan tidak praktis. Namun memang, Musk telah lama merasa kesal dengan pengawasan oleh regulator keuangan di masa pemerintahan Joe Biden.

Kritiknya terhadap Joe Biden meningkat dua tahun lalu, setelah tidak mendapat undangan ke pertemuan bisnis Gedung Putih, sebuah penolakan yang membuatnya merasa diabaikan secara tidak adil.

Di media sosial, ia semakin terlibat dalam perdebatan tentang pandemi Covid, perang di Ukraina, kebijakan China, dan isu transgender. Ia cenderung lebih setuju dengan pandangan Partai Republik dan sekarang terang-terangan mendukung Donald Trump.




(fyk/fay)