"Peternakan Bot" AI Rusia Disita: Kelola 900 Akun Medsos
Hide Ads

"Peternakan Bot" AI Rusia Disita: Kelola 900 Akun Medsos

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 10 Jul 2024 13:15 WIB
Logo baru X dengan sentuhan efek crack atau retakan
Foto: 20Detik
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat menyita dua buah domain dan lebih dari 900 akun media sosial dari "peternakan" bot Rusia.

Domain dan akun media sosial tersebut adalah bagian peternakan bot dengan kecerdasan buatan (AI), yang didesain supaya terlihat dimiliki Amerika dan memposting konten terkait perang Rusia - Ukraina. Termasuk bermacam video yang menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan soal invasi ke Ukraina tersebut.

Menurut Departemen Kehakiman AS, peternakan bot tersebut dikelola oleh seorang pegawai RT, jaringan media massa milik pemerintah Rusia. Seorang agen FBI, dalam surat pernyataannya, menyebut bahwa ada pemimpin RT menyetujui penggunaan bot tersebut untuk menyebarkan informasi dengan cakupan yang luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peternakan bot tersebut menggunakan dua buah nama domain dari Namecheap, sebuah perusahaan asal Arizona, AS. Domain tersebut dipakai untuk membuat dua server email, yang kemudian dipakai untuk membuat 968 alamat email untuk membuat akun media sosial.

Masih menurut agen FBI tersebut, pada awal 2023 ada seorang anggota Federal Security Service (FSB) Rusia membuat sebuah organisasi intelijen tertutup, yang salah satu anggotanya adalah wakil editor dan sejumlah pegawai RT.

ADVERTISEMENT

"(Tujuan dibentuknya adalah) untuk meningkatkan misi dari FSB dan pemerintah Rusia, termasuk untuk menyebarkan berita palsu lewat akun media sosial yang dibuat oleh peternakan bot tersebut," kata agen FBI tersebut.

Departemen Kehakiman AS menuding peternakan bot tersebut bukan bertujuan untuk memperluas audiens RT, melainkan untuk menyebarkan disinformasi untuk keperluan pemerintah Rusia melalui jaringan bot tersebut.

Kebanyakan akun media sosial yang dibuat dalam skema ini adalah akun X/Twitter, dan profil akunnya dibuat menggunakan Meliorator, sebuah software berbasis AI untuk membuat dan mengatur bot.

Meliorator punya teknik tertentu yang didesain untuk mengakali metode verifikasi X, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (10/7/2024).

Setiap profil bot tersebut punya "identitas" sendiri dengan persona yang memang sengaja dibuat. Bahkans etiap akun itu juga punya informasi biografi, ideologi politik, serta lokasi yang spesifik dibuat untuk setiap akunnya.

Misalnya, ada satu akun yang dibuat dengan persona sebagai seorang pemuja Bitcoin dan aktivis kebebasan berpendapat dari Minneapolis. Lalu operatornya pun bisa mengatur perilaku online bot tersebut, yang disesuaikan dengan profil si akun.




(asj/asj)

Berita Terkait