Israel Membabibuta di Rafah, Ini Negara Asal Senjata Zionis
Hide Ads

Israel Membabibuta di Rafah, Ini Negara Asal Senjata Zionis

Tim - detikInet
Kamis, 30 Mei 2024 19:40 WIB
Rumah Pengungsian Palestina di Rafah dijatuhi bom oleh tentara Israel paha Minggu (26/5). Ini foto-fotonya.
Potret kehancuran di Rafah. Foto: Dok. BBC
Jakarta -

Pasukan Israel menggempur wilayah Rafah meski dikutuk dunia. Kamp pengungsian rakyat Palestina pun mereka bom dan menimbulkan banyak korban.

Karena kebiadaban Israel, pemerintah Barat yang memasok senjata ke Israel diminta sebagian pihak untuk menghentikan ekspor. Israel adalah eksportir senjata, tapi juga bergantung pada pesawat impor, bom berpemandu, dan rudal. Dikutip detikINET dari BBC, berikut pemasok senjata terbesar Israel:

Amerika Serikat

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS adalah pemasok senjata terbesar Israel, membantunya jadi salah satu negara dengan teknologi militer tercanggih. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS menyumbang 69% impor senjata konvensional utama Israel antara 2019 dan 2023. AS memberi bantuan militer tahunan USD 3,8 miliar dalam perjanjian 10 tahun agar mempertahankan keunggulan atas negara tetangga. Israel memakainya untuk jet siluman F-35. Mereka memesan 75 dan menerima sekitar 30 unit, jadi negara pertama selain AS yang menerima F-35 dan yang pertama memakainya di pertempuran.

Sebagian dari bantuan tersebut, USD 500 juta per tahun, disisihkan untuk pertahanan rudal, termasuk Iron Dome, Arrow, dan David's Sling yang dikembangkan bersama. Israel mengandalkannya untuk bertahan dari serangan roket, rudal, dan drone oleh kelompok bersenjata Palestina di Gaza, serta kelompok dukungan Iran yang berbasis di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.

ADVERTISEMENT

Beberapa hari setelah serangan Hamas, Presiden Joe Biden mengatakan AS meningkatkan bantuan militer ke Israel. Ada dua penjualan militer AS ke Israel yang disetujui darurat, 14.000 amunisi tank senilai USD 106 juta dan USD 147 juta untuk komponen pembuat peluru artileri. Media AS menyebut pemerintahan Joe Biden juga diam-diam melakukan lebih dari 100 penjualan peralatan militer ke Israel, sebagian besar berada di bawah jumlah yang perlu pemberitahuan resmi ke Kongres.

Jerman

Jerman adalah eksportir senjata terbesar berikutnya ke Israel, menyumbang 30% impor antara tahun 2019 dan 2023. Di 2023, penjualan senjatanya ke Israel bernilai USD 351 juta, naik 10 kali dibandingkan tahun 2022. Sebagian besar izin ekspor tersebut diberikan setelah serangan 7 Oktober.

Pemerintah Jerman mengatakan penjualan tersebut terdiri dari peralatan militer dan senjata perang. Menurut kantor berita DPA, jumlah yang terakhir termasuk 3.000 senjata anti tank dan 500.000 butir amunisi untuk senjata api otomatis atau semi-otomatis. Sebagian besar izin ekspor diberikan untuk kendaraan darat dan teknologi pengembangan, perakitan, pemeliharaan dan perbaikan senjata.

Kanselir Olaf Scholz telah menjadi pendukung setia Israel untuk membela diri meskipun sikapnya terhadap tindakan Israel di Gaza telah berubah dalam beberapa minggu terakhir dan terdapat beberapa perdebatan di Jerman. Tapi penjualan senjata sepertinya akan jalan terus.

Italia

Italia adalah eksportir senjata terbesar ketiga ke Israel, namun hanya menyumbang 0,9% dari impor Israel antara 2019 dan 2023. Jumlah tersebut dilaporkan mencakup helikopter dan artileri angkatan laut. Penjualan "senjata dan amunisi" berjumlah USD 14,8 juta tahun lalu.

Ekspor senilai 2,1 juta euro disetujui antara bulan Oktober dan Desember, padahal pemerintah mengklaim memblokir ekspor tersebut berdasarkan undang-undang yang melarang penjualan senjata ke negara yang berperang atau dianggap melanggar HAM. Menhan Guido Crosetto mengatakan Italia menghormati kontrak yang ada setelah memeriksanya dan memastikan tidak menyangkut bahan yang dapat digunakan terhadap warga sipil.

Inggris dan negara lain

Ekspor barang-barang militer Inggris ke Israel relatif kecil,hanya berjumlah USD 53 juta di 2022. Kampanye Menentang Perdagangan Senjata (CAAT) mengatakan sejak 2008, Inggris telah memberikan izin ekspor senjata ke Israel senilai total USD 727 juta.

Sebagian besar dari produk tersebut adalah komponen yang digunakan pesawat tempur buatan AS yang dipasok ke Israel. Namun pemerintah Inggris mendapat tekanan makin besar untuk menangguhkan ekspor. Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan Inggris punya rezim perizinan ekspor yang sangat hati-hati dan mengatakan Israel harus bertindak sesuai hukum kemanusiaan internasional.

Pemerintah Kanada, yang penjualan senjatanya ke Israel senilai USD 15,7 juta pada tahun 2022, mengatakan menunda persetujuan izin baru sampai dapat memastikan senjata tersebut digunakan sesuai aturan dengan hukum Kanada. Namun, izin yang sudah ada sebelumnya tetap berlaku.

Industri Israel

Israel juga membangun industri pertahanan dengan bantuan AS, menduduki peringkat kesembilan eksportir senjata terbesar dunia. Menurut SIPRI, produk Israel menguasai 2,3% penjualan global antara tahun 2019 dan 2023, dengan India (37%), Filipina (12%) dan AS (8,7%) sebagai penerima utama.

Penjualan tersebut bernilai USD 12,5 miliar tahun 2022. Kendaraan udara tak berawak (UAV) menyumbang 25% dari ekspor, diikuti rudal, roket dan sistem pertahanan udara serta sistem radar dan peperangan elektronik.

Bulan September, tepat sebelum perang dimulai, Jerman menyetujui kesepakatan USD 3,5 miliar dengan Israel untuk membeli sistem pertahanan rudal Arrow 3 yang mampu mencegat rudal balistik jarak jauh. Kesepakatan tersebut, terbesar yang pernah dilakukan Israel, harus disetujui oleh AS karena mereka bersama-sama mengembangkan sistem tersebut.




(fyk/fyk)