Ini Bedanya Hacker Zaman Dulu Vs Sekarang
Hide Ads

Ini Bedanya Hacker Zaman Dulu Vs Sekarang

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 21 Mei 2024 20:08 WIB
Hacker in hoodie dark theme Hacker in a blue hoody standing in front of a coding background with binary streams and information security terms cybersecurity concept
Foto: Getty Images/sarayut Thaneerat
Jakarta -

Seiring perkembangan teknologi, cara main black hat hacker zaman sekarang dibandingkan hacker zaman dulu memiliki perbedaan. Donny Koesmandarin Enterprise Group Manager untuk Indonesia di Kaspersky memaparkan setidaknya dua hal di sela acara Kaspersky NEXT Media Launch, Selasa (21/5/2024), di Hotel Pullman Jakarta Pusat.

Menurut Donny, dulu para hacker tidak memiliki tujuan yang lebih dari sekedar mencari panggung atau mengukuhkan eksistensi. Namun sekarang, black hat hacker bermain dengan strategi untuk mendapatkan sesuatu seperti data pribadi.

"Begitu pun yang lain. Kalau dia bisa malware menanam satu agent apapun di dalam dan datanya di take out, udah deh, saya bisa saya bisa jual ini datanya di dark web. Jadi sekarang itu mereka targetnya bener-bener kepada eh angka bukan cari nama lagi," ujar Donny.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, hacker di masa sekarang juga tak lagi bekerja sendirian. Semakin banyak hacker yang direkrut, maka banyak hal yang bisa dikerjakan oleh masing-masing anggota grup. Dengan begitu, lebih banyak pula output yang didapatkan oleh kelompok hacker itu.

"Satu hacker (hacker tunggal) masih ada lah, tapi sekarang sudah group. Kayak Lazarus, salah satu contoh ya, itu juga grup. Jadi dia akan lebih spesifik dengan. Satu kelompok tentunya akan lebih canggih daripada 1 orang, bukan?" lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Soal Lazarus, Lazarus sendiri merupakan kelompok hacker berbahaya di dunia yang dipercaya berbasis di Korea Utara. Saking besar ancaman dari talenta tiap hacker di Lazarus, FBI bahkan mencari salah satu hacker yang tergabung di sana.

Lazarus atau dikenal dengan APT38 adalah kelompok hacker spionase yang telah aktif sejak 2009. Kelompok ini telah menargetkan bank, lembaga keuangan, kasino, bursa mata uang kripto, titik akhir sistem SWIFT, dan ATM di setidaknya 38 negara di seluruh dunia dengan serangan lintas platform yang canggih.




(fyk/fay)