Para raksasa teknologi belakangan banyak PHK karyawan, sehingga sektor ini dianggap tidak lagi aman atau mentereng. Sebut saja Allison Croisant, ilmuwan data dengan pengalaman sekitar satu dekade, diberhentikan PayPal awal tahun ini, bergabung dengan banyak pengangguran di industrinya.
Croisant punya satu kata untuk menggambarkan proses mencari pekerjaan saat ini: gila. "Semua orang juga terkena PHK," kata Croisant, yang tinggal di Omaha, Nebraska, dikutip detikINET dari CNBC.
Menurut situs pelacakan Layoffs.fyi sejak awal tahun ini, lebih dari 50.000 pekerja di lebih dari 200 perusahaan teknologi diberhentikan. Ini adalah kelanjutan tahun 2023, saat lebih dari 260.000 pegawai di hampir 1.200 perusahaan teknologi kehilangan pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raksasa teknologi termasuk Alphabet, Amazon, Meta dan Microsoft semuanya menggelar PHK, bersama dengan eBay, Unity Software, SAP dan Cisco. Masih banyak lagi perusahaan teknologi lainnya.
Wall Street mayoritas mendukung perampingan, mendorong banyak saham teknologi ke rekor tertinggi di tengah optimisme bahwa disiplin keuangan ditambah efisiensi dari kecerdasan buatan akan menghasilkan peningkatan laba.
PayPal mengumumkan pada Januari PHK 9% tenaga kerjanya atau sekitar 2.500 karyawan. Bagi puluhan ribu orang yang berada di posisi Croisant, usaha bekerja kembali sangat sulit. Menurut perusahaan penempatan tenaga kerja Challenger, Gray & Christmas, tahun 2023 adalah tahun terbesar kedua PHK setelah kehancuran dot-com tahun 2001.
CNBC berbicara dengan selusin orang yang diberhentikan dari pekerjaan di bidang teknologi selama setahun terakhir tentang pengalaman mereka di pasar tenaga kerja. Secara keseluruhan, mereka menilainya makin kompetitif. Lowongan sering disertai persyaratan kualifikasi ketat dan gaji lebih rendah dibanding pekerjaan sebelumnya.
Situasi ini sangat membingungkan bagi developer dan ilmuwan data, yang beberapa tahun lalu memiliki keterampilan paling berharga dan bernilai tinggi di dunia. Bahkan ada yang mempertimbangkan apakah mereka harus keluar dari industri ini untuk mendapatkan pekerjaan.
"Pasar tidak lagi seperti dulu. Bahkan para engineer pun harus kompromi menerima peran dengan stabilitas lebih rendah, lingkungan kerja lebih ketat, atau gaji dan tunjangan yang lebih kecil," kata Roger Lee, pendiri Layoffs.fyi. Ia menambahkan gaji engineer sebagian besar stagnan dalam dua tahun terakhir.
Croisant sendiri melamar beberapa posisi bersama ratusan pesaing. Dia melamar 48 lowongan dan melakukan dua wawancara sebelumnya akhirnya memilih menerima peran analis data tingkat rendah dan pengurangan gaji pokok sekitar USD 3.000.
"Ini adalah pengalaman yang benar-benar menakutkan bagi saya, dan saya tidak yakin apakah saya akan benar-benar merasa aman dalam pekerjaan lagi. Tetapi pada akhirnya saya tetap salah satu yang beruntung. Saya punya teman sudah mencari selama berbulan-bulan dan masih belum menemukan apa pun," ujarnya.
Dinamika yang sama terjadi di seluruh industri, bahkan bagi mantan karyawan Google yang telah lama dianggap sebagai rumah talenta elit Silicon Valley. Januari lalu, Google menghilangkan beberapa ratus posisi di tim perangkat keras, teknik pusat, dan Asisten Google.
Setahun sebelumnya, mereka memangkas 12.000 pekerjaan, atau sekitar 6% dari karyawan penuh waktunya. Tantangan terbesar saat ini bagi banyak mantan karyawan Google adalah mendapatkan pekerjaan yang mempertahankan tingkat gaji mereka sebelumnya.
(fyk/fyk)