Mantan software engineer Google ditahan setelah diduga mencuri rahasia perusahaan terkait teknologi kecerdasan buatan (AI) dan menggunakan informasi itu untuk menguntungkan dua perusahaan teknologi di China.
Linwei Ding, warga negara China yang juga dikenal dengan nama Leon Ding, ditahan di Newark, California dan menghadapi empat dakwaan terkait pencurian rahasia dagang. Ia terancam hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda USD 250.000 untuk masing-masing dakwaan jika terbukti bersalah.
Menurut dokumen dakwaan, Ding mulai bekerja di Google pada tahun 2019 dan terlibat dalam pengembangan software yang digunakan di pusat data komputer super milik Google.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia diduga mengunggah lebih dari 500 data rahasia Google yang berisi informasi tentang AI ke akun cloud pribadinya antara Mei 2022 sampai Mei 2023. Sebagian besar data yang dicuri terkait dengan infrasttuktur hardware dan software yang memungkinkan pusat data Google untuk melatih model AI.
Sebulan setelah Ding mulai mencuri data perusahaan, ia didekati oleh perusahaan machine learning asal China bernama Rongshu dan ditawari posisi Chief Technology Officer dengan gaji USD 14.800 per bulan. Ia juga pernah menghabiskan lima bulan di China untuk menggalang dana bagi perusahaan.
Menjelang Mei 2023, Ding juga mendirikan perusahaannya sendiri di China bernama Zhisuan dan menunjuk dirinya sebagai CEO. Ding tidak pernah memberi tahu Google tentang afiliasinya dengan Rongshu atau Zhisuan.
Setelah Ding mundur dari Google pada Desember 2023, anak perusahaan Alphabet itu mulai menelusuri riwayat aktivitas di laptop kerjanya dan menemukan upload tidak berizin antara Mei 2022 dan Mei 2023.
"Setelah penyelidikan, kami menemukan bahwa karyawan ini mencuri banyak dokumen, dan kami segera melaporkan kasus ini ke penegak hukum," kata juru bicara Google Jose Castaneda, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (7/3/2024).
"Kami memiliki perlindungan yang ketat untuk mencegah pencurian informasi komersial rahasia dan rahasia dagang kami. Kami berterima kasih kepada FBI karena membantu melindungi informasi kami dan akan terus bekerja sama dengan mereka," sambungnya.
Penahanan Ding diumumkan di tengah hubungan Amerika Serikat dan China yang kembali menegang di era kecerdasan buatan. Tahun lalu, pemerintah AS melarang ekspor chip AI canggih buatan perusahaan AS seperti Nvidia ke China agar tidak dipakai untuk memperkuat militernya.
"Kementerian Kehakiman tidak akan mentolerir pencurian teknologi kecerdasan buatan teknologi canggih lainnya yang dapat membahayakan keamanan nasional kita," kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam pernyataan resminya.
"Kami akan melindungi teknologi sensitif yang dikembangkan di Amerika dengan ketat agar tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak berhak memilikinya," imbuhnya.
(vmp/fay)