Kontroversi yang muncul dalam generative AI Google Gemini memunculkan kekisruhan, termasuk munculnya narasi yang meminta CEO Google Sundar Pichai untuk mundur.
Masalah Gemini ini terjadi karena image generatornya membuat gambar yang tak sesuai dengan sejarah. Kejadiannya diawali dari sejumlah pengguna yang memanfaatkan Gemini untuk membuat gambar berisi tokoh sejarah, seperti Bapak Pendiri Amerika Serikat.
Di sini masalahnya muncul, Gemini membuat gambar Founding Father AS tersebut sebagai perempuan berkulit hitam. Ada juga yang mencoba memerintahkan Gemini untuk membuat gambar orang Viking, dan hasilnya adalah orang Asia dan orang berkulit gelap.
Masalah ini juga ikut dikomentari oleh Elon Musk, yang menyebut Google Gemini sebagai produk yang rasis dan seksis, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Senin (4/3/2024).
CEO Google Sundar Pichai langsung angkat bicara, ia menyebut kejadian ini sama sekali tidak bisa diterima dan langsung menyetop fitur image generator Gemini. Kejadian ini juga memperkuat narasi yang sebelumnya sudah muncul, yaitu tertinggalnya Google dalam mengembangkan AI.
Bahkan, Pichai pun kemudian dianggap bukan orang yang tepat untuk memimpin Google dalam mengembangkan AI. Misalnya Ben Thompson, analis dan pemilik newsletter serta podcast Stratechery, yang mempertanyakan apakah ini waktu yang tepat untuk mengganti pemimpin raksasa mesin pencari itu.
"Kejadian baru-baru ini semakin memperkuat pertanyaan terkait apakah ini memang tim manajemen yang bisa memandu Google di era selanjutnya," tulis Thompson dalam catatan penelitiannya.
Kontroversi Gemini ini juga sebelumnya pernah terjadi saat Google meresmikan chatbot Bard ke publik. Chatbot tersebut memberikan jawaban yang salah saat demo produk saat perilisan.
Hal ini memperlihatkan kalau Google memang tak piawai dalam memburu-buru sesuatu. Utamanya karena, menurut sumber orang dalam yang dikutip Business Insider, terlalu banyak birokrasi di dalam Google dan enggannya mereka dalam menggarap sesuatu yang bisa mengganggu bisnis mesin pencarinya.
Sebagai informasi, Pichai mulai menjadi CEO Google pada 2015 dan menjadi CEO Alphabet -- induk Google -- pada 2019. Selama ini ia bisa membuktikan kepiawaiannya dalam menggeber bisnis Google, juga bisa berhubungan baik dengan pihak pemangku kebijakan.
Selama dipimpin Pichai, kapitalisasi Google sudah melonjak jauh, dari USD 400 miliar pada 2015 hingga menjadi USD 1,7 trilun saat ini.
Simak Video "Keunggulan 'Gemini', Aplikasi Canggih Berbasis AI Keluaran Google"
(asj/fay)