Ukraina Bisa Menjadi 'Neraka Vietnam' Bagi Rusia
Hide Ads

Ukraina Bisa Menjadi 'Neraka Vietnam' Bagi Rusia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 18 Feb 2024 20:00 WIB
Russian Defence Minister Sergei Shoigu inspects a Swedish CV-90 infantry fighting vehicle, that was abandoned by Ukrainian soldiers after being hit by a hand-held anti-tank grenade, at the frontline headquarters of the
Foto: Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Jakarta -

Perang Rusia-Ukraina memasuki tahun ketiga dan konflik ini masih belum terlihat akan berakhir. Nah, meski Ukraina menderita karena berkurangnya pasokan amunisi dan kesulitan merekrut pasukan baru, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari perang berkepanjangan

Analis di Center for Strategic and International Studies (CSIS), bahkan menilai jika konflik di Ukraina berpotensi bisa menjadi 'Vietnam' bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, merujuk pada gagalnya Amerika Serikat mengalahkan Vietnam dalam perang dahulu kala.

"Kita telah melihat negara-negara kecil seringkali mengalahkan negara-negara besar dalam pertempuran, dengan Vietnam dan negara-negara lain sebagai contohnya. Dan saya pikir itulah cara yang tepat untuk memandang perang ini," kata Max Bergmann, direktur Program Eropa, Rusia, dan Eurasia di CSIS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Perang Vietnam, lebih dari 58.000 tentara AS kehilangan nyawa dalam perang panjang dan berlarut-larut. Perang yang dimulai tahun 1950-an ini berlangsung hingga tahun 1975, ketika ibu kota Vietnam Selatan, Saigon, jatuh ke tangan Tentara Vietnam Utara.

"Saya tidak melihat Ukraina menyerah, karena ini adalah perang eksistensial bagi mereka. Ini bukan perang eksistensial bagi Rusia," kata Eliot A. Cohen, Ketua di CSIS. Dengan bantuan militer penting dari Barat, para analis yakin Ukraina bisa mencapai hal serupa. Mereka mungkin melemahkan semangat Rusia.

ADVERTISEMENT

"Saya hanya akan menunjukkan contoh yang berulang-ulang mengenai negara-negara kecil yang melemahkan dan mengalahkan negara-negara yang jauh lebih besar: Soviet kalah di Afghanistan, Prancis dan AS di Vietnam, AS dan NATO di Afghanistan, Prancis di Aljazair," cetus Seth Jones, wakil presiden senior di CSIS.

Namun peluang keberhasilan Ukraina sangat bergantung pada kelanjutan paket bantuan Barat. Kongres AS saat ini sedang memperdebatkan paket senilai USD 60 miliar untuk Ukraina yang sangat krusial.

"Jika pendanaan tersebut disetujui, saya yakin Ukraina akan mampu sepenuhnya menyerap serangan Rusia yang terjadi pada tahun 2024," kata Bergmann. "Sebenarnya, saya cukup optimis mengenai potensi Ukraina pada tahun 2025."




(fyk/fyk)