Belasan tokoh ternama di dunia politik dan bisnis mendesak pemimpin dunia untuk mengatasi ancaman kecerdasan buatan (AI) dan krisis iklim. Dua di antaranya adalah pendiri Virgin Group Richard Branson dan Charles Oppenheimer -- cucu penemu bom atom J. Robert Oppenheimer.
Keduanya, bersama dengan mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon menandatangani surat terbuka yang mendesak tindakan terhadap meningkatkanya ancaman bahaya krisis iklim, pandemi, senjata nuklir, dan AI yang tidak terkendali.
"Dunia kita berada dalam bahaya besar. Kita menghadapi serangkaian ancaman yang membahayakan seluruh umat manusia. Para pemimpin kita tidak menanggapi dengan kebijaksanaan dan kegentingan yang dibutuhkan," tulis surat tersebut, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (16/2/2024).
"Dampak dari ancaman ini sudah terlihat: iklim yang berubah dengan cepat, pandemi yang menewaskan jutaan orang dan menelan biaya triliunan dolar, perang di mana penggunaan senjata nuklir dibicarakan secara terbuka," sambungnya.
Surat terbuka itu menuntut diambilnya tindakan multilateral, seperti mendanai peralihan dari bahan bakar fosil, penandatanganan perjanjian pandemi yang adil, memulai kembali pembicaraan seputar senjata nuklir, dan membangun tata kelola global untuk menjadikan sebagai kekuatan untuk kebaikan.
Surat itu diterbitkan oleh The Elders, organisasi nirlaba yang diluncurkan oleh mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela bersama Branson untuk mengatasi masalah hak asasi manusia dan mendorong perdamaian di dunia.
Pesan dalam surat itu juga didukung oleh Future of Life Institute, organisasi nirlaba yang dibentuk oleh pakar kosmologi dari Massachusetts Institute of Technology Max Tegmark dan co-founder Skype Jaan Tallin. Organisasi ini bertujuan untuk mengendalikan terobosan teknologi baru seperti AI agar menguntungkan manusia dan menjauhi ancaman skala besar.
Tahun lalu, Future of Life Institute juga merilis surat terbuka yang ditandatangani oleh tokoh penting di dunia teknologi seperti Elon Musk dan co-founder Apple Steve Wozniak yang meminta perusahaan AI untuk berhenti melatih model AI yang terlalu canggih.
Mereka meminta pengembangan model AI dihentikan sementara guna menghindari peradaban yang hilang kendali, yang berpotensi mengakibatkan hilangnya lapangan kerja secara massal dan komputer yang lebih pintar dari manusia.
Simak Video "Video: Skill Kuasai AI Kini Jadi Pertimbangan Perusahaan Rekrut Karyawan"
(vmp/rns)