Perang Dunia III di Depan Mata? Ini Peringatan Pakar
Hide Ads

Perang Dunia III di Depan Mata? Ini Peringatan Pakar

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 05 Feb 2024 16:10 WIB
The worlds largest aircraft carrier USS Gerald R. Ford steams alongside USNS Laramie (T-AO-203) during a fueling-at-sea in the eastern Mediterranean Sea, as a scheduled deployment in the U.S Naval Forces Europe area of operations, deployed by U.S. Sixth Fleet to defend U.S, allied, and partners interests, in this photo taken on October, 11, 2023 and released by U.S. Navy on October 14, 2023. U.S Naval Forces Central Command / U.S. 6th Fleet / Handout via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Kapal induk Amerika Serikat. Foto: U.S Naval Forces Central Command/U.S. 6th Fleet/Handout via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Jakarta -

Apakah Perang Dunia III sudah di depan mata mengingat banyak konflik hebat saat ini terjadi? Sudah ada pakar yang memberi peringatan terkait situasi geopolitik dunia yang makin tidak stabil.

"Bencana besar sering tak terpikirkan sampai terjadi. Di saat situasi memburuk, inilah waktu mengakui bagaimana konflik global yang tak terpikirkan sudah dekat. Jika perang muncul di beberapa lokasi di Eropa dan Asia, Washington dan sekutunya mungkin tidak menang," cetus Robert Gates, mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat.

Rusia mengejutkan dunia dengan menyerang Ukraina. Sedangkan Israel bertempur melawan Hamas dan dikhawatirkan merembet. Kelompok milisi yang didukung Iran seperti Houthi, berbekal serangan drone, merepotkan persenjataan barat yang canggih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korea Utara tiba-tiba mengakhiri perundingan perdamaian dengan Korea Selatan dan meningkatkan uji coba rudal barunya, beberapa di antaranya hulu ledak nuklir yang dapat menjangkau Amerika Serikat.

Dan China terus memperkuat armadanya di Laut China Selatan, serta bisa saja menyerang Taiwan. Di tengah semua itu, jaringan perdagangan yang menopang perekonomian global, terutama pasokan chip silikon dan mineral langka namun penting, mulai terfragmentasi.

ADVERTISEMENT

"Kita berada di awal era baru, bergerak dari dunia pascaperang ke dunia sebelum perang," kata Laksamana Belanda Rob Bauer pada konferensi NATO. Dengan kata lain, ia yakin saat ini dunia berada di ambang perang.

Jadi, apa kita menuju Perang Dunia III? "Jawabannya belum pasti. Di satu sisi, besarnya biaya perang dan risiko kehancuran yang tak terhindarkan bagi kedua belah pihak tampaknya makin tinggi. Di sisi lain, negara seperti Korea Utara dan Iran tak dapat dipercaya untuk bertindak rasional," kata Profesor Andrew Dorman dari lembaga pemikir strategis Chatham House.

"Jika banyak orang tidak menyadari betapa dekatnya dunia ini dengan kehancuran akibat konflik yang sengit dan saling terkait, mungkin itu terjadi karena mereka lupa bagaimana perang global terakhir terjadi," kata Gates. Di Perang Dunia, negara-negara mendadak bersatu untuk lebih kuat di konflik global.

Nazi Jerman, Fasis Italia, dan Kekaisaran Jepang baru membentuk poros setelah negara-negara lain di dunia mulai melawan konflik regional mereka. Mereka bersatu karena tujuan dan musuh yang sama. Itu yang agaknya terjadi pada saat ini.

"China ingin menggantikan AS sebagai kekuatan global terkemuka dan mendorongnya keluar dari kawasan Pasifik barat, sementara Rusia ingin merebut kembali wilayah dan pengaruhnya yang hilang akibat runtuhnya Soviet. Di Timur Tengah, Iran dan proksinya bertekad memusnahkan Israel dan berjuang untuk mendapatkan dominasi regional," popar dia.

Rusia, China, Korea Utara, dan Iran telah mengesampingkan perbedaan mereka untuk saat ini, dengan menghubungkan perekonomian mereka dan bertukar teknologi, pelatihan, dan senjata dalam upaya untuk menghadapi musuh bersama.

Skenario terburuk tentu adalah perang yang melibatkan nuklir. AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, Israel, Pakistan, India, dan Korea Utara masing-masing memiliki persenjataan nuklir. Iran mungkin berada di ambang untuk memilikinya.

Dan dampak dari konflik nuklir tidak terbayangkan. Tentu saja semua orang berharap konflik yang saat ini terjadi tidak meluas dan berujung pada Perang Dunia III.




(fyk/rns)