Tidak seperti yang ditakutkan banyak orang, kehadiran AI justru membuka lapangan pekerjaan baru juga. Di SAP, perusahaan software asal Jerman, kebutuhan akan SDM di bidang terkait AI pun juga dinantikan.
Profesi terkait AI telah terbuka luas di mana-mana. Apalagi, pengembangan AI saat ini sedang jor-joran. Perubahan menuju Industri 4.0 menuntut keterampilan baru seperti data scientist, cloud professional, dan cybersecurity experts.
"AI tidak akan menggantikan pekerjaan, tetapi akan menciptakan lapangan kerja yang baru," kata Andreas Diantoro Direktur Utama SAP Indonesia.
"Investasi dalam program pembekalan dan peningkatan keahlian sangat penting untuk memastikan transisi yang mulus bagi pekerja dan memaksimalkan manfaat AI bagi semua orang. Sertifikasi yang diakui industri, seperti program sertifikasi yang ditawarkan oleh SAP, dapat meningkatkan kemampuan kerja di ekonomi digital," lanjutnya.
Munculnya peran terkait AI, seperti Generative AI Prompt Engineers, menuntut pembelajaran dan adaptasi berkelanjutan. Adopsi AI yang bertanggung jawab dan pengawasan manusia sangat penting, terutama dengan munculnya chatbot yang dibangun di atas pemodelan bahasa coding yang besar.
Salah satunya seperti yang ditawarkan Joule, alat Generative AI dari SAP, yang bisa terintegrasi ke dalam aplikasi bisnis. Joule disebut menawarkan solusi AI yang bekerja lebih cepat, memberikan insight atau masukan yang lebih cerdas, hasil lebih baik, hingga kontrol penuh dalam mengambil keputusan.
Baca juga: AI Bisa Dipakai untuk Prediksi Masa Depan |
Joule bekerja dengan memilah dan mengkontekstualisasikan data dari berbagai sistem dengan cepat. Joule akan ditanamkan ke dalam aplikasi SAP mulai dari SDM hingga keuangan, rantai pasokan, pengadaan dan pengalaman pelanggan, serta ke dalam SAP Business Technology Platform.
Simak Video "Video: Duolingo Bakal Adopsi AI untuk Gantikan Pekerja Kontrak"
(fyk/rns)