Meta Sengaja Sensor Konten Pro-Palestina Skala Global
Hide Ads

Meta Sengaja Sensor Konten Pro-Palestina Skala Global

Josina - detikInet
Sabtu, 30 Des 2023 20:15 WIB
Induk Facebook, Meta akan kembali memangkas 10.000 pekerja tahun ini. Hal ini menjadi kedua kalinya Meta mengumumkan PHK massal.
Meta Sengaja Sensor Konten Pro-Palestina Skala Global. Foto: Angel Garcia/Getty Images
Jakarta -

Human Rights Watch (HRW) melaporkan bahawa Meta telah melakukan penyensoran sistemik dan global terhadap konten Pro-Palestina sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober silam.

Dalam laporan setebal 51 halaman, organisasi ini mendokumentasikan dan meninjau lebih dari seribu kasus yang dilaporkan di mana Meta telah menghapus konten dan menangguhkan atau melarang secara permanen akun-akun di Facebook dan Instagram.

Perusahaan tersebut menunjukkan enam pola utama penyensoran yang tidak semestinya terhadap konten yang mendukung Palestina dan warga Palestina, termasuk menghapus postingan, stories, dan komentar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu menonaktifkan akun, membatasi kemampuan pengguna untuk berinteraksi dengan postingan orang lain, dan pelarangan bayangan" di mana visibilitas dan jangkauan materi seseorang berkurang secara signifikan, menurut HRW.

ADVERTISEMENT

Contoh yang dikutipnya termasuk konten yang berasal dari lebih dari 60 negara, sebagian besar dalam bahasa Inggris, dan semuanya dalam dukungan damai untuk Palestina, yang diekspresikan dengan beragam cara. Bahkan dalam postingan HRW sendiri yang mencari contoh-contoh penyensoran online ditandai sebagai spam.

"Penyensoran konten yang berkaitan dengan Palestina di Instagram dan Facebook bersifat sistemik dan global [dan] penegakan kebijakan Meta yang tidak konsisten terhadap kebijakannya sendiri menyebabkan penghapusan konten yang salah tentang Palestina," kata kelompok tersebut dalam laporannya sebagaimana dilansir detiKINET dari The Guardian.

"Implementasi yang salah, ketergantungan yang berlebihan terhadap alat otomatis untuk memoderasi konten, dan pengaruh pemerintah yang tidak semestinya terhadap penghapusan konten sebagai akar dari masalah tersebut," lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan kepada The Guardian, Meta mengakui bahwa mereka membuat kesalahan yang membuat frustrasi bagi orang-orang, tetapi mengatakan bahwa implikasi bahwa Meta secara sengaja dan secara sistemik menekan suara tertentu adalah salah.

Meta mengatakan bahwa mereka adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang secara terbuka merilis uji kelayakan hak asasi manusia mengenai isu-isu yang berkaitan dengan Israel dan Palestina.

"Laporan ini mengabaikan realitas dalam menegakkan kebijakan kami secara global selama konflik yang bergerak cepat, sangat terpolarisasi, dan intens, yang telah menyebabkan peningkatan konten yang dilaporkan kepada kami. Kebijakan kami dirancang untuk memberikan suara kepada semua orang sekaligus menjaga keamanan platform kami," demikian bunyi pernyataan Meta.

Ini adalah kedua kalinya dalam bulan ini Meta mendapat tantangan atas tuduhan bahwa mereka secara rutin membungkam konten dan suara-suara pro-Palestina.

Pekan lalu Elizabeth Warren, senator Demokrat untuk Massachusetts, menulis surat kepada salah satu pendiri dan kepala eksekutif Meta, Mark Zuckerberg, menuntut informasi menyusul ratusan laporan dari pengguna Instagram sejak Oktober bahwa konten mereka diturunkan atau dihapus, dan akun mereka menjadi sasaran pelarangan bayangan.

Dewan pengawas Meta mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah salah dalam menghapus dua video tentang konflik dari Instagram dan Facebook. Dewan tersebut mengatakan bahwa video-video tersebut sangat berharga untuk menginformasikan kepada dunia tentang penderitaan manusia di kedua belah pihak.

Salah satunya menunjukkan akibat dari serangan udara di dekat rumah sakit al-Shifa di Gaza melalui Instagram, dan video lainnya menunjukkan seorang wanita yang disandera selama serangan 7 Oktober melalui Facebook. Klip-klip tersebut telah dipulihkan.

Para pengguna produk Meta telah mendokumentasikan apa yang mereka katakan sebagai bias teknologi yang mendukung konten pro-Israel dan menentang unggahan pro-Palestina.

Fitur penerjemah Instagram mengganti kata Palestina yang diikuti dengan frasa bahasa Arab 'Alhamdulillah' menjadi 'teroris Palestina' dalam bahasa Inggris.

Lalu teknologi AI di WhatsApp, ketika diminta untuk membuat gambar sticker anak laki-laki dan perempuan Palestina, membuat gambar kartun anak-anak dengan senjata, sedangkan gambar anak-anak Israel tidak menyertakan senjata api.




(jsn/afr)
Berita Terkait