Pesawat Osprey buatan Boeing dan Bell Helicopter memang lain dari yang lain, dengan wujud futuristik dan kemampuannya merupakan gabungan helikopter dan pesawat turboprop. Namun di sisi lain, pesawat ini terhitung kerap kena malapetaka.
Seperti dikutip detikINET dari Associated Press, Osprey pada dasarnya adalah pesawat hibrida yang lepas landas dan mendarat seperti helikopter, namun selama penerbangan ia dapat memutar bagian baling-balingnya ke depan dan terbang lebih cepat seperti pesawat terbang.
Dilaporkan sejak tahun 1992, telah terjadi 15 kecelakaan hull loss Osprey atau kecelakaan dengan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, yang mengakibatkan lebih dari 50 kematian. Kecelakaan di Jepang ini juga terjadi hanya beberapa bulan setelah tiga Marinir AS tewas saat menerbangkan MV-22B Osprey dalam latihan militer di Australia.
Tahun lalu, Komando Operasi Khusus Angkatan Udara memerintahkan penghentian sementara armada Osprey menyusul insiden keselamatan berturut-turut di mana kopling Osprey selip, menyebabkan distribusi daya tidak merata ke rotor Osprey.
Korps Marinir dan Angkatan Laut melaporkan masalah serupa,. Masing-masing angkatan telah berupaya mengatasi masalah ini pada pesawat mereka, namun kegagalan kopling juga disebutkan dalam kecelakaan fatal Korps Marinir AS di Osprey pada tahun 2022 yang menewaskan lima orang.
Menurut Popular Mechanic, dengan kemampuan berubah bentuk, V-22 adalah pesawat rumit. Saluran hidrolik dan bahan bakar mengalir melalui sayap, dan badan pesawat harus cukup kuat menahan deformasi saat dua mesin berbobot 971 pon bergerak. Belum lagi baling-balingnya bisa dilipat agar V-22 dapat beroperasi dari kapal.
Sejumlah masalah-kebocoran hidrolik, kebakaran di dalam pesawat, dan dalam kondisi tertentu, ketidakstabilan aeronautika-mengganggu pesawat ini selama 30 tahun pengembangannya. Sebanyak 30 Marinir tewas dalam tiga kecelakaan selama pengujiannya.
Para insinyur telah secara sistematis mengatasi kelemahan desain pesawat ini, namun reputasinya masih buruk. Pada tahun 2007, majalah Time memberi label Osprey A Flying Shame. Tahun lalu, redaksi New York Times mengecam V-22 rawan kecelakaan dan tidak aman.
Simak Video "Video Anggota DPR Dukung Robot Anjing K9 Polri: Inovasi Itu Penting"
(fyk/fyk)