Berbagai macam teknologi coba dikerahkan Israel dalam rangka menemukan dan menghancurkan terowongan Hamas di bawah Gaza. Israel mungkin menggunakan senjata baru yang disebut 'bom spons' untuk menutup dan memblokir terowongan rumit tersebut.
Insinyur tempur Israel mengumumkan sedang menguji bom spons, menghasilkan busa yang mengembang dengan cepat untuk memblokir terowongan. Belum diketahui apakah senjata itu sudah dapat digunakan saat ini.
Seperti dikutip detikINET dari New York Post, Rabu (15/11/2023) pada dasarnya bom spons terdiri dari senyawa kimia berdasarkan emulsi cair. Ia dilemparkan ke dalam terowongan untuk langsung mengembang dan mengeras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkat ini harapannya membuat pejuang Hamas tidak dapat melarikan diri dan memungkinkan pasukan komando Israel mengamankan rute perjalanan yang aman sambil mencari sandera. Itu karena bom spons dapat menutup celah atau pintu masuk terowongan.
IDF dilaporkan telah melatih tentara untuk menggunakan bom spons di Mini Gaza, sebuah tiruan dari sistem terowongan bawah tanah yang dibangun di Pusat Pelatihan Perang Perkotaan di gurun Negev.
Bom tersebut memiliki penghalang yang memisahkan dua cairan yang mudah menguap. Ketika penghalang itu hilang, cairan bergabung dan segera bereaksi. Dilaporkan bahan berbahaya tersebut membuat beberapa tentara Israel menjadi buta selama pelatihan.
Tentu saja bom ini tidak akan sepenuhnya dapat menjinakkan terowongan Hamas. Para ahli berpendapat bahwa menghilangkan jaringan terowongan bawah tanah Hamas memberikan tantangan yang jauh lebih besar bagi tentara Israel.
"Ini akan jadi tugas lambat, berat, dan memakan waktu berbulan-bulan dan mungkin penggalian akan terus dilakukan (Hamas) seiring upaya yang dilakukan oleh (tentara Israel)," kata Richard Outzen, peneliti senior di Dewan Atlantik di Turki, dikutip detikINET dari Al Jazeera.
Sistem terowongan ini memungkinkan pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak dan bergerak cepat melintasi jalur tersebut tanpa dapat dilacak oleh Israel.
"Salah satu upaya utama Hamas selama 17 tahun terakhir adalah menggali terowongan yang akan membuat mereka tangguh, ini bukanlah kegiatan sampingan," kata Andreas Krieg, profesor di departemen studi pertahanan di King's College London.
(fyk/fay)