Grab: Kendaraan Listrik Pangkas 10 Ribu Ton Emisi Karbon
Hide Ads

Grab: Kendaraan Listrik Pangkas 10 Ribu Ton Emisi Karbon

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 10 Nov 2023 15:04 WIB
Grab Electric Sudah Tempuh 100 Juta Kilometer Sejak Mengaspal 2021 Grab mengeklaim Grab Electric sudah menempuh jarak 100 juta kilometer sejak mengaspal pada Januari 2021.
Grab: Kendaraan Listrik Pangkas 10 Ribu Ton Emisi Karbon. Foto: Grab Indonesia
Jakarta -

Grab Indonesia menyebut dirinya adalah penyedia electronic vehicle (EV) atau kendaraan listrik terbesar di Indonesia. Layanan EV yang mereka sediakan sejauh ini diklaim mampu memangkas 10 ribu ton emisi karbon.

"We are the biggest electric vehicle provider in Indonesia. Sudah lebih dari 100 juta km, lebih dari 10 ribu ton emisi yang di-save, dan sudah lebih dari 4 juta liter bensin yang di-save," kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi saat berbicara di acara Digital Creative Leadership Forum di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).

Neneng juga mengatakan bahwa Grab Indonesia adalah pionir penyedia EV di Tanah Air, baik motor listrik maupun mobil listrik melalui layanan Grab Electric.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Layanan GrabElectric yang sudah ada di Indonesia sejak 2019, dimaksudkan Grab untuk mendorong customer agar tertarik menggunakan opsi kendaraan berbahan bakar selain BBM yang lebih ramah lingkungan.

"Ini adalah bagian dari peran Grab dalam transformasi industri digital di Indonesia," sebut Neneng.

ADVERTISEMENT

Transformasi Digital ala Grab

Neneng memaparkan, Grab berinovasi untuk memastikan semua orang di mana pun mereka berada mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa mendapatkan penghasilan.

"Mulai dari GrabBike dan GrabCar sebagai inovasi taksi dan ojek online yang bisa dipesan dari rumah," ujarnya.

Pandemi COVID-19 barangkali adalah momentum besar bagaimana hampir semua perusahaan, termasuk Grab, melakukan transformasi digital.

Neneng mengingat kembali masa pandemi COVID-19 yang berat bagi semua orang dan kondisi ekonomi dihajar sana sini. Pasar dan tempat-tempat makan sepi, sementara orang-orang yang diam di rumah perlu membeli kebutuhan dan makanan.

"Ketika pandemi COVID-19 melanda, layanan pesan makanan telah mendigitalisasi pasar. Saat itu orang di pasar gak ada yang datang. Kita make sure orang di rumah bisa pesan makanan, ekonomi bisa berjalan, orang bisa tetap jualan," kenangnya.

Grab juga memastikan agar mitra driver mereka bisa tetap berpenghasilan di masa pembatasan selama pandemi. "Karena penghasilannya sangat berkurang, karena PPKM driver gak bisa antar orang," ujarnya.

Meski pandemi sudah berakhir, Neneng menyebut Grab Indonesia terus berinovasi. Sebuah perusahaan menurutnya tidak boleh berhenti berinovasi karena perilaku masyarakat akan terus berubah.




(rns/fay)
Berita Terkait