Rusia menebar ranjau darat dengan cakupan yang sangat luas di front pertempuran dengan dengan Ukraina . Situasi tersebut menyulitkan Ukraina untuk menetralisir ladang ranjau Rusia.
Hal ini diungkapkan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Valerii Zaluzhny yang kerap dijuluki sebagai 'Jenderal Besi'. Menurutnya pasokan peralatan dari negara barat untuk melakukan penyapuan ranjau tidak cukup untuk membersihkan ladang ranjau Rusia yang luas itu, seperti dilansir detikINET dari Insider, Jumat (03/11/2023).
"Bahkan pasokan Barat, seperti tank pembersihan ranjau Norwegia dan perangkat pembersihan ranjau bertenaga roket, terbukti tidak cukup mengingat skala ladang ranjau Rusia, yang membentang 20 km di beberapa tempat," ungkap Valerii.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Ukraina sudah memiliki alat penambangan khusus untuk menyapu ranjau. Alat tersebut didapat Ukraina sebagai bantuan dari Amerika Serikat (AS). Di pihak pemberi, AS juga berkomitmen untuk selalu menyediakan semua peralatan yang diminta Ukraina. Namun saat ini sedang terjadi kendala pasokan.
Dia juga menjelaskan bahwa posisi Ukraina berada dalam jangkauan tembak Rusia jika melewati ladang ranjau tersebut. Dengan begitu, jika pasukan Ukraina melewati batas ladang ranjau maka mereka akan dengan mudah dihujani tembakan dari kejauhan. Rusia juga punya perangkat penembak ranjau baru.
"Ketika kami berhasil menerobos ladang ranjau, Rusia dengan cepat mengisi kembali amunisi mereka dan menembakkan ranjau baru dari kejauhan," tambahnya.
Saat ini menurutnya, Ukraina sangat membutuhkan sensor radar yang menggunakan cahaya untuk mendeteksi keberadaan ranjau di bawah tanah. Selain itu, pasukan Ukraina juga membutuhkan bom asap untuk menyembunyikan aktivitas penyapuan ranjau.
Ukraina juga akan menggunakan jet dari pesawat yang dinonaktifkan, meriam air atau amunisi yang berisi air untuk melakukan operasi pembersihan ranjau. Selain itu, mereka memanfaatkan ekskavator yang menggunakan robot.
(fyk/fyk)