X Digugat Mantan Pegawai, Ada 2.200 Kasus Arbitrase Senilai USD 3 Juta

Khalisha Fitri - detikInet
Selasa, 05 Sep 2023 16:45 WIB
Foto: REUTERS/Carlos Barria
Jakarta -

Pemilik X, Elon Musk menghadapi 2.200 kasus arbitrase dari para mantan pegawainya. Diketahui, biaya pengarsipan untuk kasus itu saja bisa mencapai USD 3 juta.

Nomor arbitrase terungkap pada pengajuan baru di hari Senin sebagai bagian dari gugatan di Pengadilan Negara Bagian Delaware. Nama kasusnya sendiri adalah Chris Woodfield vs Twitter, X Corp. and Elon Musk.

Woodfield, seorang mantan insinyur jaringan yang telah bekerja di kantor Twitter di Seattle, menuduh X telah menjanjikan pesangon namun gagal memenuhinya. Selain itu, mereka belum menyelesaikan sengketa alternatif karena gagal membayar biaya yang diperlukan untuk melanjutkan prosesnya ke sistem arbitrase JAMS, layanan penyelesaian sengketa alternatif yang berbasis di AS.

Merujuk pada situs web JAMS yang dikutip dari NBC News, "Biaya pengarsipan untuk perkara dua pihak sebesar USD 2.000, sedangkan pegawai hanya perlu membayar USD 400 untuk perkara yang dilandasi suatu perjanjian syarat kerja." Demikian dilansir, Selasa (5/9/2023).

Karena JAMS memutuskan bahwa biaya ini berlaku secara menyeluruh untuk 2.200 kasus arbitrase X, yang akan memakan biaya sekitar USD 3,5 juta, maka kemungkinan biaya lainnya akan mengikuti.

Pengacara pihak X berpendapat bahwa mereka tidak mengarahkan para pegawai untuk menyelesaikan permasalahan menggunakan arbitrase. Jadi, seharusnya perusahaan tidak dibebankan dengan sebagian besar biaya pengarsipan.

Sementara itu, Woodfield dan mantan pegawai lainnya yang senasib sedang berusaha untuk menyerahkan kasus mereka ke pengadilan.

Seperti yang telah dilaporkan CNBC News, banyak perusahaan besar mewajibkan para pegawainya untuk menandatangani perjanjian arbitrase terkait pekerjaan dan di mana pun ini sah untuk dilakukan. Perjanjian ini menjamin kebebasan bersuara di pengadilan, di mana suara mereka bisa menjadi bagian dari catatan publik, pegawai pertama-tama harus mendapatkan pengecualian dari hakim.

Pihak kontra memandang arbitrase sebagai sistem yang penuh rahasia yang membuat lebih sulit bagi pegawai dan calon pegawai untuk mengetahui bagaimana perusahaan memperlakukan pegawainya, dan apa yang terjadi dengan mereka di kasus yang sama sebelumnya.

Pihak pro melihat arbitrase ini sebagai cara bagi perusahaan dan pegawai untuk menyelesaikan permasalahan mereka secara efisien tanpa membuat pegawai harus menanggung biaya pengacara yang besar, terutama bila mereka kalah.

Kasus Woodfield melawan perusahaan X milik Musk menyerupai kelas pengajuan lainnya yang diajukan di Pengadilan Federal San Fransisco.

Pada kasus Ma vs Twitter, di utara California, mantan pegawai Musk di era Twitter menuduh bahwa perusahaan menunda setidaknya 891 kasus arbitrase karena gagal membayar biaya pengarsipan setelah memaksa para pegawai untuk setuju menengahi perselisihan mereka menggunakan biaya pesangon.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Video: X Milik Elon Musk Gugat Pemerintah India soal Aturan Sensor"

(fay/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork