Twitter Hambat Akses ke Situs Pengkritik Elon Musk
Hide Ads

Twitter Hambat Akses ke Situs Pengkritik Elon Musk

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 16 Agu 2023 18:15 WIB
Twitter Menjadi X.
Foto: Julian Christ/Unsplash
Jakarta -

Twitter, atau kini berubah menjadi X, kembali melakukan hal yang tak lazim, yaitu menghambat akses ke situs-situs tertentu yang sering mengkritik Elon Musk.

Situs-situs tersebut adalah Facebook, Instagram, Threads, The New York Times, dan Reuters. Jika ada pengguna yang mengklik link ke situs-situs di atas di sebuah postingan Twitter, link tersebut baru akan terbuka setelah lima detik, sehingga terlihat menjadi sangat lambat.

Keanehan ini pertama disadari oleh pengguna forum Hacker News sejak 4 Agustus lalu, dan kemudian terbukti saat dites oleh The Washington Post, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Rabu (16/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menariknya, dari setiap situs yang dihambat itu, semuanya pernah bermasalah dengan pemilik Twitter Elon Musk. Menariknya, pada Agustus -- saat masalah ini pertama ditemukan -- Musk mengkritisi sejumlah media massa soal pemberitaan di Afrika Selatan dan menuding media tersebut mendukung genosida. Ia juga mengajak para pembaca postingannya ini untuk menyetop langganannya ke media-media tersebut.

Saat itu New York Times memang tengah memberitakan soal kontroversi politik di Afrika Selatan, negara tempat lahir Elon Musk. Sebelumnya Musk juga pernah menyebut New York Times sebagai media propaganda, dan bahkan pernah mencabut status centang biru di akun Twitter New York Times, yang punya 55 juta pengikut.

ADVERTISEMENT

Hambatan tersebut juga terjadi di tautan ke situs-situs media sosial pesaing Twitter, misalnya Bluesky, Threads, Facebook, dan Instagram. Pada masa saat ini, jika seseorang harus menunggu lima detik untuk membuka sebuah link, kemungkinan besar mereka akan mengurungkan niatnya itu.

Mungkin Twitter menggunakan cara ini untuk menghambat akses ke situs-situs tersebut, yaitu memanfaatkan domain t.co yang mereka pakai untuk menyingkat alamat situs. Dari situs mereka bisa mengumpulkan informasi soal jumlah pengguna yang mengklik link tersebut, namun sekaligus bisa memperlambat proses membuka situs tersebut.

Namun saat ini, setelah ramai diberitakan, tampaknya akses ke situs-situs tersebut dari Twitter sudah normal kembali.




(asj/asj)
Berita Terkait