Para aktor dan aktris Hollywood mogok untuk pertama kali dalam 43 tahun, menjadikan bisnis film dan televisi Amerika terhenti. Sebagian karena kekhawatiran tentang dampak kecerdasan buatan (AI).
Persatuan aktor Screen Actors Guild (SAG-AFTRA) gagal mencapai kesepakatan untuk perlindungan lebih baik dari AI bagi anggotanya, khususnya yang bukan papan atas. Mereka memperingatkan kecerdasan buatan menimbulkan ancaman eksistensial terhadap profesi kreatif.
Duncan Crabtree-Ireland, kepala negosiator serikat SAG-AFTRA, mengkritik produsen atas proposal tentang AI. Dia mengatakan studio meminta memindai wajah artis dengan pembayaran kerja satu hari untuk memiliki dan menggunakan kemiripan mereka yang direkayasa AI untuk selamanya, di proyek apapun tanpa persetujuan dan tak ada kompensasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AI rupanya jadi isu sensitif bagi aktor film dan televisi. Mereka cemas AI dapat digunakan meniru suara dan rupa mereka. Aktor ingin menegaskan kontrol atas bagaimana simulasi digital ini digunakan dan jadi salah satu dari beberapa poin penting dalam pembicaraan kontrak dengan studio Hollywood, tapi belum ada kesepakatan.
SAG-AFTRA adalah serikat pekerja terbesar di Hollywood, mewakili 160.000 anggota termasuk aktor, pemeran pengganti, dan pengisi suara. "Saya ingin melihat perlindungan seputar kecerdasan buatan, bukan untuk menghentikan teknologinya," kata Linda Powell, wakil presiden SAG-AFTRA lokal New York.
"Kami tahu bahwa Bumi akan bergerak maju, teknologi akan bergerak maju, tetapi kami tidak ingin berpartisipasi dalam kontrak yang pada akhirnya akan menggantikan kami," tambah dia seperti dikutip detikINET dari Reuters.
Pembuat film dan penulis Justine Bateman pada Tech Life BBC awal tahun ini, mengatakan industri hiburan tak butuh AI sama sekali. "Teknologi harus memecahkan masalah dan tidak ada masalah yang dipecahkan oleh mereka yang menggunakan AI. Kami tidak kekurangan penulis, tidak kekurangan aktor, tidak kekurangan pembuat film, jadi kami tak perlu AI," katanya.
"Masalah yang dipecahkannya adalah untuk perusahaan yang merasa tak memiliki margin untung cukup banyak, karena jika dapat menghilangkan biaya overhead untuk membayar orang, Anda dapat menenangkan Wall Street dan mendapat laporan pendapatan lebih besar. Jika penggunaan AI berkembang biak, industri hiburan akan merusak seluruh struktur bisnis ini," cetusnya.
AMPTP, grup yang bernegosiasi atas nama Walt Disney, Netflix, dan studio besar lainnya serta layanan streaming, mengatakan telah menyetujui proposal AI yang inovatif yang akan melindungi kemiripan digital artis.
Perlindungan semacam itu akan mencakup mendapatkan persetujuan aktor untuk membuat dan menggunakan replika digital, atau mengubah penampilan mereka secara digital.
(fyk/fyk)