Pria China Ketipu Video Call Deepfake, Uang Rp 9,1 Miliar Raib
Hide Ads

Pria China Ketipu Video Call Deepfake, Uang Rp 9,1 Miliar Raib

Virgina Maulita Putri - detikInet
Kamis, 25 Mei 2023 07:15 WIB
Penipu Online Berhasil Mencuri Sekitar Rp20 Triliun dari Warga Australia di Tahun 2021
Pria China Ketipu Video Call Deepfake, Uang Rp 9,1 Miliar Raib Foto: ABC Australia
Jakarta -

Lagi-lagi penipuan yang menggunakan video deepfake memakan korban. Kali ini yang menjadi korban adalah seorang pria asal China yang kehilangan miliaran rupiah karena video call deepfake.

Korban penipuan itu tinggal di Baotou, sebuah wilayah di Mongolia Dalam. Menurut laporan kepolisian setempat, penipu melakukan video call menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meniru kemiripan teman korban, termasuk wajah dan suaranya.

Video deepfake ini berhasil meyakinkan korban untuk mengirimkan uang sebesar 4,3 juta Yuan atau sekitar Rp 9,1 miliar. Korban meyakini uang itu dikirimkan kepada temannya yang membutuhkan uang untuk melakukan deposit dalam proses lelang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban baru menyadari ia kena tipu setelah temannya mengaku tidak mengetahui apa-apa soal kejadian itu. Korban kemudian melaporkan insiden penipuan itu ke kepolisian setempat yang berhasil memulihkan sebagian besar dana yang dicuri tapi masih berusaha mengembalikan sisanya.

Kasus penipuan ini langsung menghebohkan jagad internet China, termasuk di platform media sosial Weibo di mana netizen China ramai-ramai membahas ancaman penipuan menggunakan deepfake dan AI.

ADVERTISEMENT

Di Weibo, hashtag '#penipuan AI telah menjamur di seluruh negeri' langsung menjadi trending topic dengan 120 juta view hingga Senin (22/5) kemarin.

"Ini menunjukkan bahwa foto, suara, dan video semua bisa dimanfaatkan oleh penipu. Apakah aturan keamanan informasi bisa mengikuti teknik orang-orang ini? ," kata seorang netizen China, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/5/2023).

China sendiri sudah memperketat pengawasan terhadap teknologi dan aplikasi AI di tengah ramainya kasus penipuan yang mengandalkan AI, terutama yang memanipulasi wajah dan suara. Pemerintah China juga sudah mengadopsi peraturan untuk melindungi korban penipuan AI.

Bulan lalu, pemerintah China juga untuk pertama kalinya menahan seorang pria yang menggunakan ChatGPT untuk membuat dan menyebarkan berita palsu terkait kecelakaan kereta api.




(vmp/afr)