Hati-Hati! Penipuan Bermodus Culik Anak Dibantu Teknologi AI
Hide Ads

Hati-Hati! Penipuan Bermodus Culik Anak Dibantu Teknologi AI

Windi Yusnita - detikInet
Jumat, 21 Apr 2023 14:15 WIB
Education technology concept. EdTech. AI (Artificial Intelligence).
Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
Yogyakarta -

Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini sudah dipakai untuk penipuan dengan membuat tiruan suara anak. Penipuan ini bermodus penculikan dan minta tebusan.

Seorang ibu di Arizona, AS, bernama Jennifer DeStefano tertipu oleh ulah penjahat yang berpura-pura menculik anaknya. Dilansir dari Futurism, Selasa (18/4/2023) sang ibu mendapatkan telepon dari nomor misterius dimana para penipu menggunakan teknologi AI untuk mengkloning suara putrinya yang berusia 15 tahun.

"Saya mengangkat telepon dan mendengar suara putri saya, dan berbunyi, 'Bu!' dan dia menangis," kata Jennifer DeSrefano kepada stasiun berita WKYT Arizona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berkata, apa yang terjadi? Dan dia berkata, 'Bu, saya mengacau'. Dia menangis dan menangis," kata sang ibu yang menirukan percakapan dengan anaknya.

Setelah mendengar 'putrinya' berbicara, muncul suara seorang laki-laki mengancam bahwa putrinya akan diracuni dengan obat-obatan apabila Jennifer DeStefano melapor ke polisi. Pria tersebut juga mengancam bahwa anak tersebut akan disiksa dan diturunkan di Meksiko.

ADVERTISEMENT

Penculik tersebut meminta uang tebusan sebanyak US$ 1 juta (Rp 14,7 Miliar) sebelum menurunkannya menjadi US$ 500.000 (Rp 735 juta).

Jennifer DeStefano tidak tinggal diam dan mencari keberadaan putrinya. Ternyata putrinya baik-baik saja dan aman di kamarnya. Jennifer tampak bingung karena penculik itu bisa meniru suara putrinya sehingga terlihat lebih meyakinkan.

"Itu benar-benar suaranya, aku tidak pernah ragu sedetik pun itu adalah suara dia," kata Jennifer DeStefano kepada WKYT.

Kejadian mengerikan tersebut dapat menyoroti munculnya penjahat baru yang menggunakan teknologi kloning AI untuk meniru ucapan bahkan tingkah laku korban supaya lebih meyakinkan. Untuk menghindarinya, para ahli mempunyai solusi yang cukup mudah yaitu dengan mengunci akun media sosial.

"Anda sebaiknya mengunci akun media sosial," kata agen khusus FBI Dan Mayo kepada WKYT.

Selain itu, untuk mendeteksi penipuan bisa dengan bertanya si penculik mengenai hal-hal penting tentang korban yang mungkin tidak diketahui oleh si penipu. Dengan begitu kita dapat mendeteksi bahwa kejadian tersebut merupakan penipuan.

Ternyata kasus penipuan AI seperti itu hampir terjadi setiap hari dan kadang para penjahat tersebut bisa lolos begitu saja. Oleh karena itu, tetap waspada dan hati-hati ya apabila menemui kasus serupa.

*Artikel ini ditulis oleh Windi Yusnita peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fay/fay)