Aneka Cara Lawan Video Streaming Bajakan di Indonesia
Hide Ads

Aneka Cara Lawan Video Streaming Bajakan di Indonesia

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Selasa, 04 Apr 2023 22:23 WIB
Peluncuran Asosiasi Video Streaming Indonesia (AVISI)
Peluncuran Asosiasi Video Streaming Indonesia (Avisi) (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)
Jakarta -

Video streaming bajakan merugikan layanan streaming legal di Indonesia. Inilah aneka cara melawan video streaming bajakan di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan para platform video streaming yang tergabung dalam Asosiasi Video Streaming Indonesia (Avisi) yang baru diresmikan hari ini. Ketua Umum Avisi Hermawan Sutanto mengatakan Avisi menyiapkan sejumlah strategi untuk melawan video streaming bajakan.

"Bersama Kominfo, kita sudah blokir ada 12 ribu. Kita juga submit nama situs yang bajak konten kita dan merugikan ekosistem perfilman," kata Hermawan dalam peluncuran Avisi dan Visinema, Jakarta, Selasa (4/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang juga jadi Direktur Operasional ini mengatakan strategi kedua adalah edukasi agar masyarakat menonton konten digital secara resmi. Seringkali, penonton tidak tahu kalau tayangan ilegal itu disisipi judi online, dan situs porno.

"Kita mengedukasi bahwa menonton legal itu baik," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam kesempatan yang sama mengatakan pembajakan perlu dilawan lewat pemblokiran. Tapi suatu saat, teknologi pun harus berkembang melindungi konten yang legal.

"Pembajakan dilawan lewat pemblokiran, edukasi dan ketiga diharapkan ada teknologi yang bisa mencegah pembajakan. Dimana playernya bisa mengenali itu streaming legal atau tidak. Jadi filmnya cuma bisa diputar di aplikasi yang legal.

"Pemblokiran terus kita lakukan. Dengan Avisi kita bisa lihat mana yang ilegal," ujarnya.

Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf, Syaifullah Agam mengatakan untuk melawan pembajakan, dari Kemenparekraf menyediakan satgas anti pembajakan. Dia mengatakan melawan pembajakan memang tidak bisa sendiri-sendiri.

"Pemerintah nggak bisa kerja sendiri. Apresiasi konten legal dan ubah budaya kan harus terus-terusan. Kampanye persuasif, paling tidak penonton bajakan bisa berkurang," ujar Syaifullah.




(fay/fyk)