Startup Mountrash Bikin ATM Sampah Pakai IoT

Startup Mountrash Bikin ATM Sampah Pakai IoT

ADVERTISEMENT

Startup Mountrash Bikin ATM Sampah Pakai IoT

Anggoro Suryo - detikInet
Kamis, 16 Feb 2023 18:34 WIB
Top view of many hands holding different waste, garbage types with recycling sign made of paper in the center over white background. Sorting, recycling waste concept. Horizontal shot. Top view
Ilustrasi daur ulang. Foto: Getty Images/iStockphoto/LanaStock
Jakarta -

Startup Mountrash mengembangkan kotak pintar yang dipakai untuk 'menyetor' sampah, atau bisa dibilang sebuah ATM sampah yang memakai teknologi internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI).

Lewat ATM sampah ini Mountrash mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Lalu smartbox ini diklaim bisa memonitor pergerakan emisi karbon yang dihasilkan.

"Dengan menggunakan Smartbox Mountrash, penerapan pajak karbon dapat lebih mudah dimonitor oleh siapapun sehingga akan tercipta perilaku untuk dukungan terhadap pengurangan emisi karbon," kata CEO Mountrash Indonesia Gideon Wijaya, dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (16/2/2023).

Mountrash, atau tepatnya PT Mountrash Avatar Indonesia adalah startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah. Lewat usahanya ini, penggunanya bisa mendapat penghasilan dari sampah yang mereka buang.

Gideon juga mengaku kalau smartboxnya ini sudah dipesan oleh berbagai kalangan, seperti pemda, swasta, sampai sekolah.

"Kami sangat mendukung program Bersih Sampah 2025 yang dicanangkan oleh pemerintah. Terlebih nanti tanggal 21 Februari 2023, adalah Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional," tambahnya.

Pengolahan sampah adalah hal yang penting, terutama untuk jenis sampah yang tidak bisa terurai seperti plastik. Terlebih lagi, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tingkat daur ulang plastik masih sangat rendah yaitu sekitar 11-12%.

Padahal, plastik seringkali dibuang dengan cara yang tidak mempedulikan lingkungan. Dengan kontribusi 11,3% terhadap total sampah secara nasional, plastik ini sering ditemukan di rumah tangga, pasar tradisional, fasilitas publik, kawasan perkantoran dan pusat perniagaan.

Terciptanya kolaborasi antara teknologi dan kepedulian lingkungan, menjadikan masa depan Bumi akan menjadi lebih baik. Di samping itu juga, negara-negara di dunia mendukung penuh persoalan tentang perubahan iklim yang juga disampaikan pada G20. Target pengurangan efek rumah kaca adalah sebesar 29% pada 2030 dan zero emission pada tahun 2060.



Simak Video "Kreatif! Pemuda Lebanon Ciptakan Turbin Angin dari Drum Plastik"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fay)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT