Kendati menjadi layanan pesan paling populer di dunia, WhatsApp selalu diliputi kegelisahan akan kompetitornya. Sampai-sampai para petingginya rajin menyerang layanan pesan instan milik pesaing.
Beberapa bulan lalu Mark Zuckerberg menyinggung iMessage. Dia bilang WhatsApp lebih aman ketimbang layanan pesan milik Apple.
Kini giliran bos WhatsApp, Will Cathcart, kritik Telegram. Dia mengutip sebuah artikel oleh Wired dan mengkritisinya tentang implementasi enkripsi end-to-end (E2EE) Telegram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya enkripsi Telegram belum diverifikasi secara independen. Tak hanya itu, Cathcart menyebut kelemahan lain yang dimiliki layanan pesan besutan Pavel Durov itu.
"Telegram tidak memiliki transparansi nyata yang diadopsi oleh sebagian besar perusahaan teknologi. Selain tidak mengamankan pesan orang, kesalahan Telegram telah membahayakan orang," tulis Cathcart di akun Twitternya.
Dia pun menilai selain tidak mengamankan pesan orang, kesalahan Telegram telah membahayakan orang. Mereka telah membangun API lain yang tampaknya memungkinkan akses ke konten pengguna untuk pengawasan massal.
"Kebijakan privasi Telegram masih mengklaim bahwa mereka tidak pernah menyerahkan data pengguna kepada pemerintah, tetapi laporan berita menyatakan sebaliknya. Jadi mengapa mereka terus mengklaim ini? https:// telegram.org/privacy (lihat 8.3)," ungkap Cathcart.
Cathcart menyadari kicauannya itu bisa dianggap orang terkait persaingan WhatsApp dan Telegram. Namun dia berusaha menampik hal tersebut dengan menyebutkan banyak aplikasi pesan terenkripsi dari ujung-ke-ujung selain WhatsApp yang dapat digunakan.
"Jika Anda tidak akan menggunakan WhatsApp, gunakan salah satunya - jangan gunakan Telegram," pungkasnya.
Dilansir GSM Arena, tim Telegram sebelumnya sempat melancarkan kritik tersendiri terhadap WhatsApp. Salah satunya, opsi untuk mencadangkan obrolan ke Google Drive secara efektif menonaktifkan enkripsi. Karena cadangan tidak dienkripsi, lembaga pemerintah dapat mengajukan petisi ke Google untuk data tersebut, bukan ke WhatsApp.
Tentu saja, kedua belah pihak berkepentingan untuk mengklaim bahwa layanan mereka lebih unggul dari yang lain
Baca juga: Cara Buat Telepon WA Muncul Foto Orangnya |