Elon Musk Menggila, PBB Angkat Bicara
Hide Ads

Elon Musk Menggila, PBB Angkat Bicara

Anggoro Suryo - detikInet
Minggu, 06 Nov 2022 16:30 WIB
A sign is pictured outside the Twitter headquarters in San Francisco, Wednesday, Oct. 26, 2022. A court has given Elon Musk until Friday to close his April agreement to acquire the company after he earlier tried to back out of the deal. (AP Photo/Godofredo A. VΓ‘squez)
Foto: AP/Godofredo A. VΓ‘squez
Jakarta -

Aksi Elon Musk "mengobrak-abrik" Twitter yang baru ia akuisisi tampaknya membuat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) gerah dan merasa sampai harus angkat bicara.

Komisioner tinggi untuk hak asasi manusia di PBB Volker Turk Sabtu (5/11/2022) lalu mengirimkan surat terbuka untuk pemilik baru Twitter itu, yang memintanya untuk memastikan kalau hak asasi manusia (HAM) harus dijadikan perhatian utama manajemen Twitter.

Namun dengan keputusan Musk yang memecat setengah dari pegawai Twitter, dan divisi yang mengurus HAM di Twitter pun ikut menjadi korban. Menurut Turk, hal ini bukanlah awal yang bagus, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (6/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Twitter adalah bagian dari revolusi global yang mengubah cara kita berkomunikasi. Namun saya menulis (surat) ini karena khawatir dan prihatin mengenai ruang publik digital dan peran Twitter di dalamnya," tulis Turk.

"Sama seperti semua perusahaan, Twitter perlu mengerti bahaya yang bisa terjadi dari platformnya, dan mengambil langkah untuk membereskannya. Menghargai HAM harus menjadi pagar pembatas untuk penggunaan dan evolusi platform," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

"Secara singkat, saya meminta anda untuk memastikan HAM menjadi pusat perhatian dari manajemen Twitter di bawah kepemimpinan anda," tutup Turk.

Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter harus mengirit biaya infrastruktur dan pengeluarannya dengan mem-PHK banyak karyawannya. Jumlahnya diperkirakan mencapai 50% dari total karyawan Twitter.

Musk juga ngomel di akun Twitternya karena platform medsos miliknya itu ditinggal banyak pengiklan, yang menyebabkan pendapatan Twitter jadi turun.

Dalam cuitannya di Twitter, Musk menyalahkan kelompok aktivis karena memberikan tekanan kepada pengiklan. Padahal Musk menekankan bahwa Twitter belum mengubah strategi moderasi kontennya dan menambahkan bahwa perusahaan telah melakukan semua hal untuk menenangkan aktivis.

Musk tidak menjelaskan berapa banyak pendapatan Twitter yang menghilang sejak ditinggal pengiklan, atau bagaimana ia bisa menghubungkan kerugian tersebut dengan tekanan dari kelompok aktivis.




(asj/asj)
Berita Terkait