Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 130 orang (masih terus dikonfirmasi) memancing emosi masyarakat. Duka, geram, sesal bercampur aduk menjadi satu. Melalui media sosial, mereka pun ramai-ramai "menggeruduk" FIFA dan PSSI.
Sebelumnya diberitakan, suporter turun ke lapangan setelah laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10), berakhir. Tindakan suporter Arema itu tak lepas dari kekalahan Singo Edan 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Pihak keamanan kemudian mencoba mengamankan para pemain terlebih dahulu sebelum mengurai massa. Kemudian, tembakan gas air mata dilepaskan guna mengurai massa yang turun ke lapangan. Suporter mengalami sesak napas dan tak sedikit dari mereka jatuh pingsan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Saferty dan Security Regulations), penggunaan gas air mata nyatanya tidak diperbolehkan.
Bermacam reaksi netizen pun masih ramai mewarnai lini masa. Di media sosial Twitter, FIFA, PSSI, Kanjuruhan, #ripsepakbolaindonesia dan POLISI mendominasi lima besar trending topic Twitter Indonesia.
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengungkap penyebab para korban meninggal dunia. Menurutnya, tragedi Kanjuruhan itu terjadi karena penumpukan massa.
"Terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen," kata Nico saat memberikan keterangan di Mapolres Malang, seperti dilansir dari detikJatim, Minggu (2/10/2022).
(rns/rns)