Lika-liku WhatsApp, Nyaris Gagal Sampai Raup 2 Miliar Pengguna
Hide Ads

Lika-liku WhatsApp, Nyaris Gagal Sampai Raup 2 Miliar Pengguna

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 21 Agu 2022 09:35 WIB
SAN ANSELMO, CALIFORNIA - MAY 14: The WhatsApp messaging app is displayed on an Apple iPhone on May 14, 2019 in San Anselmo, California. Facebook owned messaging app WhatsApp announced a cybersecurity breach that makes users vulnerable to malicious spyware installation iPhone and Android smartphones. WhatsApp is encouraging its 1.5 billion users to update the app as soon as possible.  (Photo Illustration by Justin Sullivan/Getty Images)
Lika-liku Kisah WhatsApp, dari Nyaris Gagal Sampai Punya 2 Miliar Pengguna Foto: Justin Sullivan/Getty Images

Setelah sempat menolak dibeli oleh Google, WhatsApp kemudian diakuisisi oleh Facebook (kini Meta) pada Februari 2014 dengan mahar sebesar USD 22 miliar. Setelah itu WhatsApp menjadi aplikasi messaging paling populer di dunia dengan lebih dari 600 juta pelanggan.

WhatsApp menambah banyak fitur baru seperti panggilan telepon, menghilangkan biaya langganan, dan mengenalkan enkripsi end-to-end. Pada tahun 2016, WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi baru dan akan mulai membagikan informasi pribadi pengguna dengan Facebook.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan baru ini bertolak belakang dengan prinsip Acton dan Koum yang selalu mengutamakan privasi dan pengalaman pengguna. Tidak lama setelah update ini, Acton dan Koum mundur dari WhatsApp dan Facebook.

"Pada akhirnya, saya menjual perusahaan saya," kata Acton kepada Forbes, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (20/8/2022).

ADVERTISEMENT

"Saya menjual privasi pengguna demi keuntungan yang lebih besar. Saya membuat pilihan dan kompromi. Saya harus hidup dengan pilihan itu setiap hari," sambungnya.

Kini WhatsApp sudah semakin besar dan sedang dipersiapkan untuk menjadi ladang cuan bagi Meta. Berbeda dengan Instagram dan Facebook, Meta belum berhasil mendapatkan profit dari WhatsApp meski sudah memiliki dua miliar pengguna di seluruh dunia.

Monetisasi ini akan difokuskan kepada WhatsApp Business. Salah satunya dengan meluncurkan layanan premium yang memungkinkan bisnis dan UMKM untuk menghubungkan 10 perangkat dalam satu akun.

"WhatsApp akan menjadi babak selanjutnya, dengan perpesanan bisnis dan perdagangan menjadi hal besar di sana," kata CEO Meta Mark Zuckerberg kepada CNBC.

(vmp/agt)