Lika-liku WhatsApp, Nyaris Gagal Sampai Raup 2 Miliar Pengguna
Hide Ads

Lika-liku WhatsApp, Nyaris Gagal Sampai Raup 2 Miliar Pengguna

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 21 Agu 2022 09:35 WIB
SAN ANSELMO, CALIFORNIA - MAY 14: The WhatsApp messaging app is displayed on an Apple iPhone on May 14, 2019 in San Anselmo, California. Facebook owned messaging app WhatsApp announced a cybersecurity breach that makes users vulnerable to malicious spyware installation iPhone and Android smartphones. WhatsApp is encouraging its 1.5 billion users to update the app as soon as possible.  (Photo Illustration by Justin Sullivan/Getty Images)
Lika-liku Kisah WhatsApp, dari Nyaris Gagal Sampai Punya 2 Miliar Pengguna Foto: Justin Sullivan/Getty Images
Jakarta -

WhatsApp kini merupakan salah satu aplikasi pesan instan paling populer di dunia. Tapi siapa sangka, kelahiran WhatsApp dipenuhi banyak isu yang membuat dua pendirinya nyaris menyerah.

WhatsApp didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum, dua mantan karyawan Yahoo. Setelah Koum membeli iPhone pada tahun 2009, ia dan Acton berniat menciptakan aplikasi untuk memanfaatkan peluang cuan dari Apple App Store.

Terciptalah konsep aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk meng-update status yang bisa dilihat oleh daftar kontaknya, jadi pengguna bisa menunjukkan lokasinya atau sedang melakukan apa. Koum kemudian merekrut developer iPhone Igor Solomennikov, dan mereka menciptakan prototipe pertamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jan Koum kemudian memilih nama WhatsApp untuk aplikasi ini karena terdengar seperti 'what's up'. Aplikasi WhatsApp versi pertama kemudian diluncurkan tapi ternyata tidak semulus yang dibayangkan.

Pengguna pertamanya yang masih sedikit mengeluhkan aplikasi WhatsApp yang banyak masalah, mulai dari isu konektivitas sampai crash. WhatsApp mulai terlihat seperti aplikasi gagal, dan Koum bahkan berpikir untuk meninggalkan proyek tersebut dan mencari pekerjaan baru.

ADVERTISEMENT

Tapi, Acton meminta Koum untuk tetap bertahan setidaknya selama beberapa bulan ke depan. Nasib WhatsApp kemudian mulai berubah saat Apple meluncurkan fitur push notification yang memungkinkan pengguna menerima notifikasi meski tidak membuka aplikasi.

Koum kemudian merilis update WhatsApp yang memungkinkan aplikasi untuk mengirimkan push notifications ke semua kontak saat pengguna mengubah statusnya. Tidak lama kemudian, pengguna WhatsApp yang kebanyakan merupakan teman Acton dan Koum mulai menggunakan aplikasi itu untuk mengirimkan ping ke satu sama lain dengan pesan custom, mirip seperti fungsi aplikasi pesan instan.

Brian Acton dan Jan Koum kemudian merancang ulang aplikasi buatannya dan merilis WhatsApp 2.0 yang fokus pada pesan instan pada Agustus 2009. Popularitas WhatsApp langsung meroket dalam waktu singkat, dan jumlah pengguna aktifnya tumbuh menjadi 250.000 orang.

Setelah mulai sukses, Acton meminta bantuan mantan rekan kerjanya di Yahoo untuk berinvestasi USD 250.000 dalam pendanaan awal. Setelah melewati masa uji coba beta, WhatsApp untuk iPhone diluncurkan di App Store pada November 2009, diikuti dengan versi Blackberry dan Android.

WhatsApp kemudian beralih dari aplikasi gratis menjadi berbayar USD 1 per tahun untuk biaya mengirimkan SMS kode verifikasi ke pengguna. Dalam beberapa tahun setelahnya, WhatsApp terus berkembang pesat berkat investasi USD 50 juta dari Sequoia Capital.

Selanjutnya: WhatsApp dibeli Facebook dan ditinggal pendirinya>>>

Setelah sempat menolak dibeli oleh Google, WhatsApp kemudian diakuisisi oleh Facebook (kini Meta) pada Februari 2014 dengan mahar sebesar USD 22 miliar. Setelah itu WhatsApp menjadi aplikasi messaging paling populer di dunia dengan lebih dari 600 juta pelanggan.

WhatsApp menambah banyak fitur baru seperti panggilan telepon, menghilangkan biaya langganan, dan mengenalkan enkripsi end-to-end. Pada tahun 2016, WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi baru dan akan mulai membagikan informasi pribadi pengguna dengan Facebook.

Kebijakan baru ini bertolak belakang dengan prinsip Acton dan Koum yang selalu mengutamakan privasi dan pengalaman pengguna. Tidak lama setelah update ini, Acton dan Koum mundur dari WhatsApp dan Facebook.

"Pada akhirnya, saya menjual perusahaan saya," kata Acton kepada Forbes, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (20/8/2022).

"Saya menjual privasi pengguna demi keuntungan yang lebih besar. Saya membuat pilihan dan kompromi. Saya harus hidup dengan pilihan itu setiap hari," sambungnya.

Kini WhatsApp sudah semakin besar dan sedang dipersiapkan untuk menjadi ladang cuan bagi Meta. Berbeda dengan Instagram dan Facebook, Meta belum berhasil mendapatkan profit dari WhatsApp meski sudah memiliki dua miliar pengguna di seluruh dunia.

Monetisasi ini akan difokuskan kepada WhatsApp Business. Salah satunya dengan meluncurkan layanan premium yang memungkinkan bisnis dan UMKM untuk menghubungkan 10 perangkat dalam satu akun.

"WhatsApp akan menjadi babak selanjutnya, dengan perpesanan bisnis dan perdagangan menjadi hal besar di sana," kata CEO Meta Mark Zuckerberg kepada CNBC.