Pakar siber CISSReC Pratama Persadha mengungkapkan ada empat keresahan yang dirasakan masyarakat saat melakukan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Solar menggunakan terdaftar di situs myPertamina maupun pakai aplikasi myPertamina.
Disampaikan Pratama, itu berdasarkan pengamatannya akan keresahan masyarakat beberapa waktu terakhir jelang diberlakukannya pada 1 Juli 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Aplikasi Nge-bug
Seringkali aplikasinya nge-bug, atau error bahasa umumnya. Artinya masih banyak dari sisi development softwarenya yang harus diperbaiki, apalagi ini rencananya akan dipakai secara luas, jangan sampai membuat masalah di masyarakat menengah bawah, bisa memicu kericuhan. Misalnya saat dipakai membayar eror dan masalah lainnya.
2. Pembayaran
Pratama menyebutkan untuk hal ini terbilang masalah serius, yaitu miskin integrasi dengan payment gateway selain milik BUMN. Kebetulan di aplikasi mypertamina hanya menggunakan LinkAja, yang memang bisa dibilang masih jarang dipakai masyarakat. Di satu sisi memang ada positifnya, jadi saling dukung antar App buatan perusahaan plat merah.
"Secara fair kita harus akui App swasta juga saling integrasi sama e-wallet rekanannya. Tapi, di App swasta, kita masih punya banyak alternatif pembayaran lain, tidak hanya satu macam saja," ujar Pratama.
3. Desain
Kemudian mengenai desainnya yang masih perlu peningkatan. Pratama menyebutkan fokus fiturnya kurang mencolok, desain ilustrasinya kurang konsisten, user journey-nya terlalu panjang, pop up-nya banyak.
4. Keamanan Sistem
Terakhir berkaitan dengan masalah keamanan sistemnya yang wajib diperhatikan. Apalagi jika benar nantinya aplikasi ini digunakan untuk pembayaran, jangan sampai bermasalah seperti saldo hilang, data bocor dan sebagainya.
Selain itu, Pratama juga menyoroti polemik tentang bahayanya memakai handphone aktif di area pom bensin yang membuat masyarakat bingung.
"Ada beberapa alasan mengapa handphone tidak baik digunakan di pom bensin, pertama karena baterai lithium ion (Li-ion) bisa berbahaya jika sewaktu - waktu meledak, bisa menimbulkan percikan api yang bisa menyulut api melalui Nozzle ataupun lubang tangki," ungkapnya.
"Kedua Handphone bisa mengeluarkan listrik statis yang dapat menyulut uap bahan bakar menjadi api. Jadi memang perlu riset penelitian yang lebih mendalam lagi dalam membuktikan hal tersebut," kata Pratama menambahkan.
Aplikasi MyPertamina per Maret 2022 lalu sudah ada 10 juta pemakai, tentu dengan kewajiban memakainya untuk membeli Pertalite dan Solar akan membuat berlipat-lipat pemakainya.
"Selain faktor keamanan sibernya, faktor infrastruktur pendukungnya juga harus dibenahi, seperti kapasitas server, kemampuan server mengelola lalu lintas data yang naik tajam," imbuhnya.
Bahkan, berdasarkan review aplikasi myPertamina di Play Store banyak yang kasih bintang satu dengan keluhan pengguna aplikasi banyak komplain terkait gagal login, gagal daftar dan aplikasi yang crash error.
"Jadi, jangan sampai ini menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Amankah Buka HP Saat Isi BBM di SPBU? |