Influencer dan livestreamer yang membuat konten profesional untuk topik serius seperti kesehatan, finansial, hukum, dan pendidikan harus memiliki kualifikasi yang relevan dengan bidang tersebut.
Aturan ini diumumkan oleh Administrasi Radio dan Televisi National China yang memberikan izin untuk penyedia konten, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang mengawasi budaya internet, seperti dikutip dari Gizmodo, Senin (27/6/2022).
Platform diminta bertanggung jawab untuk mengecek sertifikasi influencer dan livestreamer. Presenter virtual atau kecerdasan buatan juga harus mengikuti aturan yang sama seperti presenter manusia.
Dengan kebijakan baru ini, pemerintah China bisa memoderasi konten yang ada di platform video dan media sosial dengan lebih mudah. Aturan ini juga bisa menangkal misinformasi, terutama ketika konten yang dibagikan influencer ternyata bisa mempengaruhi keputusan finansial dan kesehatan seseorang.
Selain masalah kualifikasi, 31 aturan baru ini juga mengharuskan influencer untuk memiliki nada yang tepat terkait orientasi politik, dan secara aktif mewujudkan nilai-nilai sosialis. Influencer tidak hanya dilarang mengkritik komunisme gaya China, tapi juga reformasi ekonomi China yang mengarah ke pasar bebas.
Baca juga: 10 Tipe Pengguna Medsos, Kamu yang Mana? |
Konten video yang menggunakan deepfake atau menunjukkan gaya hidup mewah yang berlebihan juga bisa membuat influencer disemprit oleh polisi internet China. Livestreamer juga dilarang menjelek-jelekkan orang tidak mampu untuk memamerkan kekayaannya.
Aturan baru ini juga melarang konten mukbang karena dianggap membuang-buang makanan dalam jumlah besar. Dua tahun yang lalu, pemerintah China bahkan berencana menjatuhkan denda untuk kreator video mukbang.
Simak Video "Video: Dugaan Influencer Indonesia Dituduh Danai Pemberontakan Myanmar"
(vmp/rns)