Tak semua terkesan dengan konsep metaverse, dunia virtual di mana orang bisa saling berinteraksi dengan avatar masing-masing. Salah satunya adalah Tony Fadell yang dikenal sebagai bapak iPod.
Fadell dulu adalah Senior Vice President di Apple yang menangani teknologi iPod. Ia berkomentar bahwa metaverse berisiko merusak interaksi antar manusia. Itu karena orang tak lagi berhadapan tatap muka secara fisik.
"Jika kalian memberikan teknologi di antara koneksi manusia itu, maka di situlah terjadi hal toxic," kata dia, seperti dikutip detikINET dari BBC.
Seperti diketahui, metaverse sedang dipopulerkan oleh Meta, induk Facebook. Untuk memasuki dunia metaverse, orang-orang mengenakan headset virtual realituy (VR).
Menurut Fadell, teknologi metaverse mungkin bermanfaat, namun bukan merupakan media komunikasi yang nyata antara manusia satu dengan lainnya.
"Ketika Anda mencoba membuat koneksi dan interaksi sosial, tapi Anda tidak bisa melihat wajah orang lain, tidak bisa melihat mata mereka, maka Anda tidak punya cara yang humanis untuk terhubung," katanya.
Hal itu bisa berisiko, misalnya memicu orang melakukan bully atau sengaja memancing emosi orang. "Bisa menciptakan lebih banyak troll, orang yang suka bersembunyi dan menggunakan metaverse untuk mendapatkan perhatian," cetusnya.
Di sisi lain, Mark Zuckerberg belum lama ini menyebut akan tiba saatnya dunia virtual metaverse sangat nyata dan nyaman, sehingga pengguna tak ingin pergi. Saat ini itu belum terjadi, namun menurutnya orang sudah tergantung pada dunia digital dalam bentuk layar.
"Banyak orang berpikir bahwa metaverse itu suatu tempat, namun salah satu definisinya adalah ketika pada dasarnya dunia digital yang immersive akan menjadi cara utama hidup kita dan menghabiskan waktu kita," demikian prediksi Mark Zuckerberg.
Meta sendiri telah berencana akan membangun metaverse menakjubkan dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Bukan hanya wujudnya, tapi juga melibatkan indra suara, penciuman dan sentuhan.
Baca juga: Meramal Kehadiran Metaverse di Indonesia |