Pesawat Pengebom Tu-22M Dikerahkan Rusia Bombardir Ukraina
Hide Ads

Pesawat Pengebom Tu-22M Dikerahkan Rusia Bombardir Ukraina

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 18 Apr 2022 19:40 WIB
Tupolev Tu-22M
Pesawat Tupolev Tu-22M. Foto: Wikipedia
Jakarta -

Masih terus menghadapi perlawanan hebat di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, militer Rusia secara berulang mengebom kota itu. Dan untuk pertama kalinya, Rusia mengerahkan pesawat pengebom Tupolev Tu-22M ke sana.

Seperti dikutip detikINET dari Eurasiantimes, Tu-22M dilaporkan beberapa hari lalu telah menjatuhkan bom ke area tentara Ukraina di Mariupol.

Pengeboman itu direkam oleh drone Rusia dan kemudian juga dibenarkan oleh pihak militer Ukraina. Juru bicara Kemenhan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk, menyatakan bahwa pesawat pengebom jarak jauh itu telah menyerang Mariupol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bom dari pesawat itu menyasar pabrik baja Azovstal yang juga menjadi basis tentara Ukraina. Terlihat dalam tayangan drone, bom meledak di komplek industri tersebut, yang merupakan salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa.

Kabarnya, banyak tentara Ukraina berlindung di area tersebut. Metode yang digunakan Rusia kabarnya adalah apa yang disebut carpet bombing, dengan tujuan menghancurkan setiap bagian di area yang luas. Bom yang dijatuhkan boleh dibilang sembarang, tidak dipandu.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, pesawat Tu-22M sebenarnya sudah dipakai menyerang Ukraina, tapi dioperasikan di wilayah udara Rusia. Kini, pesawat itu berarti sudah memasuki wilayah Ukraina dan melakukan serangan.

Tupolev Tu-22M merupakan pesawat pengebom strategis supersonik buatan Tupolev Design Bureau dan terbang pertama kali pada tahun 1969. Periode produksinya adalah antara tahun 1967 sampai 1993 dalam berbagai macam varian.

Ada 497 unitnya diproduksi dan saat ini, lebih dari 100 unit masih dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia. Pesawat semacam ini juga bisa digunakan untuk serangan nuklir serta pengintaian.

Pesawat pengebom ini dapat diisi bahan bakarnya di udara, dengan sekali penerbangan diperkirakan bisa sampai jarak 5.000 kilometer. Amerika Serikat beberapa kali melakukan penyelidikan apakah pesawat semacam ini bisa digunakan Rusia untuk menyerang wilayahnya, terutama pada masa perang dingin.




(fyk/rns)