Langkah Twitter Cegah Misinformasi di Tengah Konflik Rusia-Ukraina
Hide Ads

Langkah Twitter Cegah Misinformasi di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 08 Mar 2022 15:42 WIB
People holding mobile phones are silhouetted against a backdrop projected with the Twitter logo in this illustration picture taken in  Warsaw September 27, 2013.   REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo
Langkah Twitter Cegah Misinformasi di Tengah Konflik Rusia-Ukraina (Foto: Reuters/Kacper Pempel)
Jakarta -

Konflik Rusia-Ukraina menjadi salah satu topik yang ramai dibicarakan di media sosial. Banyak netizen yang membagikan atau menyimak informasi terkait perang ini lewat media sosial, termasuk Twitter.

Media sosial seperti Twitter dan Facebook sendiri telah diblokir di Rusia sejak beberapa hari yang lalu. Tapi itu tidak menghentikan upaya Twitter untuk tetap mengawasi penyebaran misinformasi terkait konflik ini.

Head of Site Integrity Twitter Yael Roth mengatakan saat ini ada beberapa tren misinformasi dan informasi menyesatkan yang muncul di tengah konflik Rusia-Ukraina. Salah satunya adalah media yang dimanipulasi untuk menampilkan narasi yang menyesatkan dan media yang dibagikan di luar konteks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah menindak puluhan ribu cuitan tersebut, mulai dari memberikan label atau meminta pemilik akun untuk menghapusnya jika menurut kami postingan itu berbahaya," kata kata Roth dalam press briefing virtual Twitter, Selasa (8/3/2022).

"Jadi dengan memanfaatkan kebijakan media sintetis dan dimanipulasi kami, kami berhasil menangani belasan narasi yang menyesatkan, yang menampilkan pertempuran atau kejadian yang diduga terjadi di Ukraina tapi sebenarnya berasal dari sumber lain," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu contoh media yang dimaksud Roth adalah video yang menampilkan cuplikan baku tembak yang terjadi di Ukraina. Ternyata video yang sempat viral di Twitter tersebut merupakan cuplikan dari video game yang memang terlihat cukup realistis.

Selain memantau foto dan video yang menyesatkan, Twitter juga mengawasi media-media yang dibekingi oleh negara karena cuitannya berpotensi bias. Sejak beberapa waktu yang lalu, perusahaan berlogo burung ini mulai memberikan label khusus untuk akun media yang terkait dengan pemerintah.

Twitter sendiri telah membatasi media yang menjadi corong pemerintah Rusia seperti RT dan Sputnik di Uni Eropa, sebelum akhirnya diblokir oleh regulator Rusia.

"Kami juga mengambil langkah untuk menghentikan sementara rekomendasi tweet untuk orang-orang di Ukraina, untuk orang-orang yang tidak mengikuti akun tertentu. Kami melakukan ini untuk mencoba mengurangi penyebaran konten yang berpotensi berbahaya," jelas Roth.

Untuk menjaga keamanan pengguna di lokasi konflik, Twitter juga meluncurkan 'Search and Home Timeline' yang mengarahkan pengguna ke Twitter Moment yang berisi informasi tentang keamanan digital dalam bahasa Inggris, Ukraina, dan Rusia.

Roth tidak menjelaskan sejauh ini sudah berapa cuitan dan akun yang ditangguhkan atau mendapat peringatan karena melanggar aturan Twitter soal misinformasi terkait konflik Rusia-Ukraina. Ia mengatakan saat ini tim Twitter fokus dalam menjaga percakapan publik.

"Karena dinamika di lapangan berubah, begitu juga dinamika di Twitter dan fokus utama tim kami adalah melindungi percakapan publik dan kami akan membagikan data dan temuan yang komprehensif setelahnya," pungkasnya.




(vmp/fay)