Kebalikan Ghozali, Mahasiswa China Kehilangan NFT Rp 7,8 Miliar
Hide Ads

Kebalikan Ghozali, Mahasiswa China Kehilangan NFT Rp 7,8 Miliar

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 27 Feb 2022 06:25 WIB
Ilustrasi NFT non fungible token
Mahasiswa China Ngaku Kehilangan NFT Langka Senilai Rp 7,8 Miliar Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawf8
Jakarta -

Kalau Ghozali Everyday cuan dari NFT, yang ini kebalikannya. Seorang mahasiswa di China mengaku kehilangan non-fungible token (NFT) senilai miliaran rupiah lewat penipuan phishing. Mahasiwa itu memang dikenal dengan komitmen penuhnya terhadap NFT.

Niq Chen, mahasiswa tingkat akhir di Tongji University, Shanghai mengatakan ia kehilangan NFT langka senilai 200 Ether atau sekitar Rp 7,8 miliar pada Senin lalu. NFT itu merupakan aset yang ia beli lewat platform OpenSea.

Dalam postingannya di grup Discord, Chen mengatakan OpenSea sudah melarang penjualan dan pembelian NFT curian tersebut sesuai permintaannya. Tapi semuanya sudah terlambat karena si pencuri sudah menjualnya duluan ke pengguna lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NFT curian tersebut merupakan bagian dari koleksi ciptaan Doodles, salah satu koleksi yang cukup populer. Chen mengatakan bahwa NFT yang hilang itu nilainya hampir setengah dari semua aset NFT miliknya.

Chen merupakan sosok yang cukup terkenal di komunitas NFT China, negara yang melarang transaksi dan penambangan kripto. Ia dikenal setelah menulis 'all in on NFTs' saat mengisi kuesioner survei universitas tentang pilihan karier mahasiswa.

ADVERTISEMENT

Meski kripto dilarang di China dan OpenSea tidak beroperasi di sana, hal itu tidak menghentikan komunitas penggiat dan investor untuk terjun ke dunia NFT. Chen sendiri juga menjual karya seninya sebagai NFT di OpenSea lewat koleksi bernama LuckyCot 3D.

Kepada pembeli NFT curian tersebut, Chen mengatakan bahwa aset tersebut mereka beli secara ilegal. Ia kemudian menawar untuk membeli kembali NFT tersebut, tapi pembelinya menolak dengan alasan tidak ingin kehilangan aset setelah membayar dengan harga yang lebih murah.

Chen berharap ia bisa bernegosiasi lebih lanjut dengan si pembeli setelah OpenSea membekukan aset curian tersebut. Meski kehilangan aset dengan nilai yang fantastis, Chen mengaku insiden ini tidak akan mengubah ambisinya untuk meniti karier di dunia NFT.

"Karya seni kripto masih menjadi karier yang ingin saya tempuh. Saya tidak bisa melakukannya tanpa komunitas ini," kata Chen, seperti dikutip dari South China Morning Post, Minggu (27/2/2022).

Pencurian NFT kini memang marak terjadi mengingat area ini tidak diregulasi sehingga rawan penipuan. Pekan lalu, 17 pengguna OpenSea melaporkan NFT mereka yang totalnya sekitar USD 1,7 juta hilang lewat serangan phishing.

Otoritas di China daratan dan Hong Kong kini semakin sering memperingatkan risiko terkait NFT dan kripto. Begitu sebuah aset dicuri, korban akan sulit mencari solusinya karena anonimitas blockchain dan fakta bahwa transaksi kripto tidak dapat diubah atau dibatalkan setelah dimulai.




(vmp/fay)