Kominfo: Setelah Era Medsos, RI Masuk ke Metaverse
Hide Ads

Kominfo: Setelah Era Medsos, RI Masuk ke Metaverse

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 20 Jan 2022 19:11 WIB
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi.
Kominfo: Setelah Era Medsos, RI Masuk ke Metaverse. Foto: Screenshot
Jakarta -

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan setelah era media sosial (medsos), saat ini Indonesia tengah memasuki era Metaverse.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, banyak bermunculan istilah baru, mulai dari Web 3.0, Non-Fungible Token (NFT), hingga Metaverse.

Khusus berkaitan dengan Web 3.0, pengguna internet telah melalui masa Web 1.0 yang baru berinteraksi dengan dunia maya. Kemudian meningkat Web 2.0 dengan ditandai lahirnya Google, Amazon, Facebook sampai Twitter yang mempermudah koneksi dan transaksi di internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sekarang memasuki Web 3.0, tidak hanya internet awal, media sosial, tetapi sudah atau justru mulai masuk ke ruang Metaverse," ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi, Kamis (20/1/2022).

Masa depan internet ini sudah ditandai dengan fenomena NFT yang dilakukan oleh Ghozali Everyday, di mana pria yang masih mahasiswa itu mampu meraup cuan miliaran rupiah dengan foto selfie setiap hari selama lima tahun.

ADVERTISEMENT

"Ketika berhadapan Metaverse, di situ ada Virtual Reality, NFT, blockchain, itu menjadi tantangan baru kecakapan digital masyarakat Indonesia," kata Dedy.

"Jadi, kita punya PR untuk mungkin tahun meninjau ulang pengukuran indeks literasi digital karena ada perkembangan luar biasa di teknologi komunikasi kita. Setelah media sosial, ada Metaverse," ucapnya menambahkan.

Literasi Digital Indonesia 2021

Kementerian Kominfo mengumumkan hasil survei pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021. Hasilnya, budaya digital (digital culture) mendapatkan skor tertinggi 3,90 dalam skala 5 atau baik.

Sementara itu, mengenai Etika Digital (digital etics) dengan skor 3,53 dan Kecakapan Digital (digital skill) dengan skor 3,44. Lalu, Keamanan Digital (digital safety) mendapat skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.

Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pengukuran indeks literasi digital ini selain untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia juga untuk memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat makin tepat sasaran.

"Kita ingin terus mempercepat dan mengawal terus tingkat literasi digital masyarakat, mengimbangi dengan perkembangan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini," ujarnya.

Keempat pilar yang menjadi pembentuk Indeks Literasi Digital yang diukur setiap tahun oleh Kementerian Kominfo. Pengukuran indeks dilakukan bersama Siber Kreasi dan Katadata Insight Center (KIC).




(agt/fay)