Ramai-ramai netizen mengamuk karena lilin aromaterapi yang mereka beli 'tidak memiliki bau'. Kejadian ini menyerang banyak perusahaan produksi lilin aromaterapi, termasuk Yankee Candle yang terkenal di Amerika Serikat.
Padahal bisa jadi... mereka yang ngomel sedang kena COVID-19. Seperti kita ketahui, COVID-19 sedang melanda dunia dan salah satu gejala dari infeksi virus Sars-CoV-2 ini adalah tidak bisa mencium bau. Tapi sebagai catatan, ini baru dugaan dan analisis dari salah satu netizen bernama Kate Petrova.
Dari bio akun Twitter-nya, ia memperkenalkan diri sebagai lulusan program Affective science dari Stanford University dan lulusan Psychophysiology Lab di Harvard University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara yang lain menyatakan bahwa aroma lilin ini cukup samar, saya yakin milik saya sangat sedikit atau sama sekali tidak berbau. Saya akan memiliki lebih banyak menggunakannya sebagai penerang daripada yang saya lakukan untuk membuat kamar saya memiliki segala jenis aroma," tulis salah satu review.
"Ini tidak memiliki wewangian. Saya sangat kecewa dan saya akan mengembalikannya ke toko dan menggantinya dengan aroma lain," kata review yang lain.
Meskipun ini mungkin terjadi karena COVID-19, tentu dugaan ini masih membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Namun grafik dari Kate Petrova menarik untuk di simak.
"Mungkinkah karena kehilangan penciuman terkait COVID? Untuk menyelidiki, saya memplot ulasan 3 lilin tanpa wewangian paling populer di Amazon*, dan perbedaannya cukup mencolok 3/n. *Satu hal yang perlu diperhatikan: lebih sedikit ulasan yang tersedia untuk lilin yang tidak diberi wewangian daripada yang beraroma," ujarnya.
Masih belum selesai menyelidiki, Petrova memutuskan untuk mempertimbangkan ulasan yang secara khusus menyebutkan kurangnya aroma, dan mengukur datanya. Karena tidak cukup banyak orang menulis ulasan lengkap tentang lilin, dia memperluasnya dengan memasukkan lima lilin beraroma teratas dari empat merek berbeda.
Bagaimana, menurutmu detikers?
(ask/fay)