Startup Cuma 7 Pegawai Dikucuri Duit Bill Gates Rp 143 Miliar
Hide Ads

Startup Cuma 7 Pegawai Dikucuri Duit Bill Gates Rp 143 Miliar

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 21 Des 2021 18:07 WIB
FILE - In this Feb. 9, 2019, file photo, Bill Gates, chairman of the Bill & Melinda Gates Foundation, attends the
Bill Gates. Foto: AP/Samuel Habtab
Jakarta -

Startup ini benar-benar kecil, hanya punya 7 pegawai, bahkan juga belum punya pendapatan dan belum ada pelanggannya. Akan tetapi baru-baru ini, mereka mendapat pendanaan yang cukup besar dari Bill Gates.

Nama startup tersebut adalah Mangrove Lithium. Badan investasi Bill Gates, Breakthrough Energy Ventures ,mengguyur mereka dengan modal USD 10 juta atau di kisaran Rp 143 miliar. Apa yang dilakukan startup ini sehingga dipandang menjanjikan?

Seperti dikutip detikINET dari Entrepreneur, Selasa (21/12/2021) Mangrove Lithium berfokus untuk mengembangkan teknologi mengubah bahan lithium mentah menjadi material baterai yang dipandang punya potensi untuk merevolusi pasar di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lithium antara lain dipakai di baterai untuk kendaraan listrik. Dalam beberapa tahun belakangan seperti diketahui, jumlah mobil listrik meningkat pesat seiring tingginya minat orang beralih dari kendaraan konvensional, sehingga jumlahnya telah menembus jumlah 10 juta unit secara global. Maka permintaan pada lithium pun membumbung tinggi.

Permintaan diperkirakan akan tumbuh dari sekitar 354 ribu metrik ton lithium menjadi 2,57 juta metrik ton pada tahun 2030. Permintaan ini bisa saja sulit dipenuhi lantaran ada keterbatasan untuk mengubah lithium menjadi bentuk yang bisa dipakai industri baterai.

ADVERTISEMENT

Nah, startup ini ingin menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Hal inilah yang mungkin membuat Bill Gates tak ragu untuk mendukung sepak terjang mereka walaupun saat ini bisa dikatakan masih startup yang tidak begitu dikenal secara luas.

"Teknologi kompetitif untuk memproduksi bahan lithium untuk baterai saat ini permintaannya besar. Kapasitas produksi baru diperlukan dalam rangka untuk memenuhi permintaan luar biasa terhadap baterai untuk kendaraan," kata Celine Buchel dari biro riset IHS Markit.




(fyk/fay)