Investasi ke mata uang kripto semacam Bitcoin menjadi salah satu pilihan menggiurkan bagi anak muda saat ini, termasuk di Korea Selatan. Namun hal itu juga menjadi sebagian penyebab melonjaknya hutang di kalangan mereka.
Seperti dikutip detikINET dari Coin Telegraph, Financial Supervisory Service (FSS) Korsel mengungkap data hutang bagi generasi yang lahir di tahun 1980-an yang berarti adalah milenial dan Gen Z.
Terungkap bahwa di tahun 2019, generasi lebih muda mencakup 33,7% dari seluruh hutang rumah tangga di Korea. Namun persentase itu meningkat menjadi 45,5% di 2020 dan 50% di 2021. Artinya, kaum muda ini makin banyak meminjam duit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma itu, hutang generasi muda ke bank meningkat sangat tinggi dari USD 3,8 miliar di Maret 2020 menjadi USD 22,6 miliar di Maret 2021. Han Jeong selaku politis dari Democratic Party of Korea menyatakan tingginya hutang berkaitan dengan investasi mata uang kripto.
"Mereka meminjam dalam jumlah besar untuk membeli real estate. Generasi muda ini juga mengubur dirinya sendiri dengan investasi saham serta membeli mata uang kripto," demikian pernyataannya.
Dia pun meminta agar ada upaya sehingga para anak muda ini tidak terjebak utang dan tidak mampu membayarnya. Salah satu alasan kenapa anak muda Korea mengincar saham dan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya adalah agar cepat kaya.
"Di Korea, anak muda usia 20-an tahun hanya punya dua cara untuk kaya, yaitu memenangkan lotere atau berdagang saham. Kami tahu tidak akan pernah menjadi kaya hanya dengan gaji, tidak cukup untuk membeli rumah," ucap seorang anak muda di sana.
Saham dan juga mata uang kripto memang dapat memberikan timbal balik yang besar. Namun demikian, Bitcoin dan kawan-kawan juga berisiko tinggi karena harganya bisa naik turun dalam waktu sangat cepat.
(fyk/fay)