Beredar informasi di media sosial yang menyebut vaksin COVID-19 bisa dideteksi melalui bluetooth karena ada microchip-nya. Video ini pun viral dan menghebohkan.
Dari broadcast yang beredar, vaksin yang disuntikkan katanya mengandung microchip atau magnet. Ada juga terdapat petunjuk untuk mengecek gelombang bluetooth bagi orang yang sudah divaksin COVID-19.
Narasi dari pesan berantainya adalah sebagai berikut:
Orang yg sudah divaksin menunjukkan gelombang bluetooth. Bagi yg sudah di vaksin coba di tes.
Caranya, jauhkan seluler/jaringan sekitar yg ada jaringan bluetooth kemudian nyalakan browsing bluetooth..jika muncul angka ^ kode itu adalah kode vaksin anda.
Selamat bagi Yg sudah di vaksin, anda jadi mayat hidup yang terkoneksi dengan signal 5G yang di kendalikan oleh Zionis serta pemerintah RRC.
Bagaimana faktanya? Melansir laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dan dari covid19.go.id yang mengutip dari lembaga pengecekan fakta fullfact.org, klaim tersebut tidaklah benar alias HOAX.
Tubuh yang sudah divaksin tidak mungkin dapat terkoneksi ke bluetooth karena vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.
Tak asal klaim hoax, fullfact.org melakukan penelusuran untuk mengetahui AC dan EC berasal, ditemukan bahwa kode 'EC', yang diklaim sebagai vaksin sebenarnya adalah produk dari perusahaan Logitech yang membuat aksesori nirkabel, dan kode 'AC' adalah produk yang dibuat oleh perusahaan bernama Chongqing Fegui Electronics, yakni produsen sejumlah perangkat elektronik, seperti pemutar video, laptop, dan printer.
Kode bluetooth yang tersambung pada perangkat elektronik orang di dalam video tersebut dimungkinkan berasal dari perangkat elektronik lainnya, entah itu laptop, komputer, atau smartphone yang ada di dekatnya.
Hati-hati dengan hoax COVID-19 ya, detikers!
Simak Video "Bayi 6 Bulan Bakal Dapat Vaksin Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)