Langkah pemerintah China dalam melarang mata uang kripto sudah menunjukkan dampaknya. Selain turunnya nilai bitcoin, kini para penambang kripto juga sudah mulai mengobral kartu grafisnya yang tak lagi terpakai.
Dilansir PC Gamer, terlihat sebuah iklan yang menunjukkan para penambang kripto di China menjual kartu grafis Nvidia dan AMD dalam jumlah besar. Kartu grafis yang dijual ini pun tergolong produk baru, seperti seri RTX 3000 dari Nvidia dan Radeon RX 6000 dari AMD.
Meski memang ada juga beberapa kartu grafis seri lama seperti seri GTX 10xx dan Radeon RX 400. Namun yang jelas, kartu grafis tersebut dijual dengan harga yang relatif normal, bukan harga penimbun yang berlipat-lipat dari harga asli.
Contohnya RTX 3070 bekas dijual dengan harga sekitar USD 400 atau sekitar Rp 5 jutaan. Padahal dalam kondisi baru di eBay, seri kartu grafis ini biasanya dijual dengan harga setidaknya USD 900. Sementara di Indonesia, dari pantauan detikINET di marketplace, RTX 3070 dijual dengan harga kurang lebih Rp 20 jutaan.
Lalu RTX 3060 dan 3060 Ti dijual dengan harga USD 244 dan USD 309, atau sekitar Rp 3,5 juta dan Rp 4,5 juta. Sementara di marketplace Indonesia, keduanya dijual dengan harga di atas belasan juta rupiah.
Tentu saja kartu grafis yang dijual oleh para penambang kripto itu punya syarat dan ketentuan tersendiri. Pertama, kartu grafisnya dijual dalam partai besar, alias jumlah sangat banyak.
Lalu yang kedua dan yang paling penting, kartu grafis itu sebelumnya tentulah sudah 'diperas' habis-habisan. Karena kartu grafis yang dipakai untuk menambang mata uang kripto berjalan dalam kondisi 100% selama 24/7, dalam waktu yang lama.
Sebelumnya pun diberitakan kalau permintaan kartu grafis di China mengalami penurunan setelah pemerintah China rajin merazia tempat-tempat penambangan mata uang kripto.
Saat ini China adalah penyuplai 70% mata uang kripto global. Pada Q1 2021 ada sekitar 700 ribu (25% dari total pengapalan sedunia) kartu grafis yang terjual di China ke para penambang kripto.
Simak Video "Video: Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,8 M, Apa Penyebabnya?"
(asj/fay)