Donald Trump Akan Luncurkan Media Sosial Baru
Hide Ads

Donald Trump Akan Luncurkan Media Sosial Baru

Virgina Maulita Putri - detikInet
Senin, 22 Mar 2021 10:31 WIB
Kembali Muncul di Publik, Donald Trump Sesumbar Akan Menangi Pilpres 2024
Donald Trump Akan Luncurkan Media Sosial Baru Foto: DW (News)
Jakarta -

Setelah dicekal dari Twitter dan Facebook, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana comeback dengan platform media sosialnya sendiri.

Hal ini diungkapkan oleh mantan penasihat senior pemerintahan Trump Jason Miller dalam wawancara dengan Fox News. Miller mengatakan media sosial buatan Trump ini akan diluncurkan dalam dua atau tiga bulan mendatang.

Miller tidak menjelaskan seperti apa bentuk media sosial yang direncanakan Trump . Tapi ia mengatakan platform ini akan menarik puluhan juta pengguna baru dan mengubah tatanan media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah sesuatu yang saya rasa akan menjadi tiket terpanas di media sosial," kata Miller seperti dikutip dari Cnet, Senin (22/3/2021).

"Ini akan sepenuhnya mendefinisikan ulang tatanan, dan semua orang akan menunggu dan melihat apa yang akan Presiden Trump lakukan, tapi itu akan menjadi platform-nya sendiri," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, Trump ditendang dari sebagian besar media sosial sejak bulan Januari. Twitter, Facebook, Instagram dan Snapchat memblokir akun Trump setelah pendukungnya menyerbu Gedung Capitol AS saat proses pengesahan hasil Pilpres AS 2020.

Selama empat tahun memerintah, Trump menggunakan Twitter sebagai platform media sosial utamanya. Sebelum diblokir oleh Twitter, ia memiliki lebih dari 80 juta followers.

Bulan lalu, Chief Financial Officer Twitter Ned Segal mengatakan Trump tidak diizinkan kembali ke platform media sosial berlogo burung itu, bahkan jika ia memutuskan untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden.

"Kebijakan kami dirancang untuk memastikan bahwa orang-orang tidak memicu kekerasan, dan jika siapapun melakukan itu kita harus memblokir mereka dari layanan dan kebijakan kami tidak mengizinkan orang-orang untuk kembali," kata Segal saat itu.




(vmp/afr)