Platform Digital Bangun Infrastruktur Transportasi di Jayapura
Hide Ads

Platform Digital Bangun Infrastruktur Transportasi di Jayapura

Abu Ubaidillah - detikInet
Selasa, 09 Mar 2021 20:30 WIB
Grab
Foto: dok. Grab Indonesia
Jakarta -

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Jayapura pada 2017 lalu kendaraan aktif angkutan darat sebanyak 56.039 unit, namun hanya 3% yang digunakan sebagai angkutan umum. Hal ini dinilai mempersulit aktivitas warga Jayapura terutama yang tak memiliki kendaraan pribadi, padahal transportasi menjadi salah satu penyokong utama perputaran roda perekonomian.

Platform digital kemudian hadir pada 2017 menjadi solusi bagi masyarakat Jayapura dalam menjalankan aktivitasnya. Menghadirkan solusi transportasi yang mudah, cepat, aman dan nyaman. Tak hanya itu, teknologi digital juga mampu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Hal ini dirasakan langsung oleh penduduk asli Jayapura di Sentani, Meteda Yikwa (50). Ia mengaku melihat betul infrastruktur transportasi Jayapura sejak hadirnya platform digital. Bergabung jadi mitra pengemudi GrabBike pada tahun 2017 silam, Meteda menjadi salah satu mitra pengemudi online pertama di Jayapura. Sebelum ada transportasi online, ia mengaku banyak masyarakat yang kesulitan untuk bepergian, terutama untuk urusan penting dan mendesak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena dulu transportasi umum sangat terbatas dan tidak tersedia 24 jam. Harganya juga kadang tidak wajar," paparnya.

Ia juga mengakui pekerjaannya sebagai mitra pengemudi GrabBike memberikannya sumber penghasilan tetap. Meteda mengaku mendaftar menjadi mitra GrabBike karena yakin teknologi akan membawa peluang baru dalam transportasi di Jayapura. Di usianya yang tak muda lagi, tadinya Meteda bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan harian dan keluarga.

ADVERTISEMENT

"Setelah bergabung dengan Grab, saat ini, saya bisa membeli sepeda motor, memenuhi kebutuhan pendidikan anak, dan yang terpenting, membantu masyarakat Jayapura untuk beraktivitas dengan mudah. Dalam sehari, bisa sampai 30 pelanggan yang saya bawa," paparnya.

GrabGrab Foto: dok. Grab Indonesia

Platform digital juga membuka lapangan pekerjaan untuk lebih banyak orang. Andreas Juan Rahawarin (35) berhasil bangkit di tengah pandemi. Pada tahun 2016 dulu dirinya mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner yang menyuguhkan masakan khas Papua di Timika, namun kemudian terpaksa ditutup.

"Setelah berjalan kurang lebih tiga tahun, saya menutup restoran tersebut karena tidak berjalan dengan baik. Saya kembali ke Jayapura untuk mencoba peruntungan lain dengan berjualan makanan di kantin sekolah, namun harus ditutup karena pandemi," ungkap Andreas.

Merasa hampir putus asa, di tengah pandemi pada tahun 2020 ia memutuskan untuk menjadi mitra pengemudi GrabBike. Awalnya ia berpikir yang penting ada pemasukan untuk hidup sehari-hari. Tak disangka, dua bulan setelah bergabung, ia bisa membeli motor baru serta bisa mengumpulkan modal untuk istri yang kini memulai bisnis kuliner.

"Karena saya tahu manfaat teknologi begitu besar, saya langsung mendaftarkan usaha kuliner ini di GrabFood agar bisa menjangkau pelanggan yang lebih banyak. Meskipun di tengah pandemi, kami masih bisa mempertahankan pendapatan dengan memanfaatkan teknologi dari Grab," tambah Andreas.

GrabGrab Foto: dok. Grab Indonesia

Tak hanya di situ saja, kehadiran teknologi digital juga memperluas dampak positif ke lebih banyak komunitas di Jayapura. Seorang PNS asli Papua, Derek Norotouw (32), juga mengurus sebuah panti asuhan milik keluarga yang diberi nama Air Mata Mama. Panti asuhan yang terletak di Dok 8, Jayapura Utara itu menampung anak yatim piatu dan para lansia agar tetap mendapatkan kehidupan yang layak. Anak-anak yatim piatu di tempat itu juga bisa mendapatkan pendidikan yang baik dari orangtua asuh.

"Penghasilan sebagai mitra pengemudi GrabCar membuat saya bisa mengurus panti asuhan dengan lebih baik. Sebelumnya, kami sangat mengandalkan para donatur yang berkunjung ke panti asuhan kami. Kini, kami lebih bisa mandiri dalam mencukupi kebutuhan harian puluhan anak yatim dan lansia yang kami bina di sini," papar Derek.

Teknologi inklusif yang hadir di Jayapura bukan hanya membantu menciptakan infrastruktur transportasi yang memudahkan warga beraktivitas dengan mudah, namun juga membuka lapangan pekerjaan dan membawa dampak positif bagi lebih banyak komunitas di luar platform digital.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengakui pentingnya digitalisasi yang dibawa oleh platform digital seperti Grab. Menurutnya saat di Jayapura mulai beradaptasi menyambut era setelah COVID-19, pihaknya percaya platform seperti Grab bisa mendukung Indonesia dalam perjalanannya menuju pemulihan ekonomi.

"Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Grab dapat membantu bisnis beradaptasi dengan beralih secara online menuju layanan seperti GrabFood dan GrabKios. Pada akhirnya, meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya teknologi akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian," ungkapnya.




(prf/fay)