Jakarta -
Beberapa tahun belakangan perkembangan teknologi dan digital di Indonesia terus meningkat, salah satunya lewat jumlah startup yang terus bertambah.
Menkominfo Johnny G Plate menyebut, berdasar data Startup Ranking, Indonesia adalah negara nomor lima di dunia dengan jumlah startup terbanyak, yaitu 2.193 pada 2019, dan sejauh ini sudah ada empat startup berstatus unicorn serta satu decacorn.
Mayoritas startup tersebut dirintis oleh anak muda, antara 25 sampai 38 tahun. Jadi bisa dibilang, perkembangan teknologi di Indonesia salah satunya bertumpu pada generasi muda. Pada 2021 ada sejumlah nama yang patut dipertimbangkan karena berpotensi mengakselerasi pertumbuhan teknologi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alamanda Shantika Santoso
Alamanda Shantika Santoso Foto: detikINET/Adi Fida Rahman |
Alamanda Shantika merupakan Founder dan Presiden Direktur Binar Academy. Perempuan berusia 32 tahun ini adalah mantan Vice President of Product di Go-Jek, sebelum ia merintis sekolah coding Binar Academy dengan konsep akademi tempat anak-anak bisa belajar tentang coding secara gratis.
Binar Academy adalah sebuah platform yang memfasilitasi perkembangan teknisi teknologi masa depan Indonesia melalui sekolah koding gratis untuk meningkatkan perkembangan programmer di Indonesia.
Setahun beroperasi, Binar Academy telah meluluskan 400 murid, dimana sekitar 70 orang saat ini bekerja di korporasi dan startup yang bekerja sama dengan Binar Academy.
Adi Arriansyah
Adi Arriansyah CEO Sagara Technology Foto: Istimewa |
Adi Arriansyah adalah seorang pengusaha teknologi asal Indonesia. Pria kelahiran kabupaten Semarang berusia 30 tahun ini adalah pendiri dan Chief Executive Officer Sagara Asia Teknologi.
Dalam situs resmi sagaratechnology.com, Ia menyatakan bahwa perusahaan tersebut awalnya dibentuk sebagai kontribusi untuk tanah air dibidang teknologi. Berawal dari sering mengerjakan proyek pembuatan software yang diberikan dosen saat kuliah di Telkom University, Adi Arriansyah pun akhirnya memutuskan untuk mendirikan Sagara Technology pada bulan November 2014.
Dalam perjalanan karirnya, Adi mengaku telah membantu ratusan klien dari berbagai korporasi dan startup yang berkontribusi cukup kuat di industri pengembangan teknologi Indonesia.
Adi melayani berbagai proyek software mulai dari bank ke korporasi besar, startup ke UMKM, dan dari fintech sampai ke marketplace. Adi juga merupakan lulusan dari program pelatihan entrepreneur Founder Institute. Ia juga menempuh pendidikan Executive Education di Harvard Business School tahun 2020.
Sofian Hadiwijaya
Sofian Hadiwijaya CTO Warung Pintar Foto: Istimewa |
Sofian adalah co-Founder dan CTO dari startup Warung Pintar, yang punya punya misi memberdayakan warung di Indonesia.
Salah satu alasan utamanya adalah Sofian merasakan banyak sekali proses yang tidak efisien ketika membantu berjualan di warung milik ayahnya. Ia dan co-founder lainnya merasa bahwa tantangan yang dihadapi para pemilik warung dan UMKM ini bisa dimudahkan dengan teknologi.
Kuliah di jurusan teknik (elektro, kemudian industri), Sofian belajar coding dengan membantu temannya dari jurusan IT dalam mengerjakan tugas, serta menjadi asisten pengajar.
Lewat platform Warung Pintar, Sofian telah membantu lebih dari 47 ribu warung di Indonesia untuk 'naik level'. Melalui teknologi Warung Pintar, semua proses dimulai dari inventaris, distribusi, transaksi, dan layanan warung menjadi terdigitalisasi. Pada tahun 2019, Warung Pintar mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 387,7 miliar dari OVO, SMDV, Vertex, Triputra dan beberapa investor lainnya.
Sharlini Eriza Putri
Sharlini Eriza Putri, Pendiri Nusantics Foto: Istimewa |
Wanita berusia 33 tahun ini memegang berbagai peran di ranah teknik industri sejak lulus pada tahun 2009 dengan gelar sarjana teknik kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sharlini Eriza Putri mendirikan Nusantics untuk menjual produk perawatan kulit dari bahan alami di tahun 2019. Ia meninggalkan pekerjaan hariannya untuk bekerja penuh waktu di Nusantics sebagai CEO.
Nusantics adalah startup Genomics Technology pertama di Indonesia yang menyediakan analisa profil microbiome kulit berbasi genomics technology dan perawatan kulit berupa rangkaian skincare yang alami dan ramah bagi microbiome, baik di kulit manusia maupun di lingkungan.
Baru-baru ini, perusahaan rintisan Putri ini mengembangkan dua test kit Covid-19 PCR dengan sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi virus Corona. Generasi pertama alat uji ini pun telah didistribusikan ke 19 provinsi di tanah air.
Sharlini Eriza Putri juga merupakan peraih 6 Gelar Kehormatan dan Penghargaan yaitu Indonesian Government Scholarship Award, Visiting Lecturer ITB 2013, 1st Winner of NCE Awards 2012, NCE Awards 2011 (1st Winner), BEST Awards Business Excellence through Speed and Teamwork, dan Best Student Awards.
Andhika Sudarman
Andhika Sudarman, Sejutacita.id Foto: Istimewa |
Pria berusia 27 tahun kelahiran Tanjung Pinang dengan usia 27 tahun ini adalah seorang putra bangsa yang berhasil menjadi orang Indonesia pertama dalam sejarah yang terpilih sebagai pembicara dalam pidato wisuda Harvard Law School.
Sekarang, Andhika Sudarman aktif dalam pengembangan startup miliknya, Sejutacita.id, yang merupakan platform untuk menyediakan pendidikan inklusif, wadah untuk terinspirasi dan menginspirasi, dan juga mengintegrasikan layanan pendidikan lainnya yang masih sporadis.
Untuk kedepannya, Andhika berharap Sejutacita.id dapat menginspirasi generasi muda bahwa pendidikan bisa mengubah mimpi, menjadi pijakan paling kokoh untuk meniti tangga-tangga mimpi, dan sarana untuk bermetamorfosa menjadi versi terbaik diri.
Nadia Amalia
Nadia Amalia, CEO Chat Alia Foto: Istimewa |
Nadia Amalia merupakan lulusan finance dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan ia adalah CEO dan co-Founder Chat Alia. Selama studinya, wanita berumur 25 tahun ini menemukan sebanyak 60% orang Indonesia masih awam dalam mengatur keuangan pribadi mereka, terutama para milenial Indonesia yang rata-rata melakukan overspend hingga 20%.
Pada tahun lalu, Nadia dan timnya menyadari betapa pentingnya masalah tersebut untuk diselesaikan. Hal ini mendukung Nadia Amalia untuk meluncurkan aplikasi Chat Alia di tahun 2021 ini, yang bertujuan untuk menyediakan platform manajemen keuangan pribadi pertama dengan menggunakan Artificial Intelligence.
Chat Alia menyediakan pelacakan anggaran otomatis dan rekomendasi keuangan yang dipersonalisasi berdasarkan data untuk membantu Milenial dan Gen Z mencapai tujuan keuangan mereka.
Farid Naufal Aslam
Farid Naufal Aslam, CEO Aruna Foto: Istimewa |
Farid Naufal Aslam adalah CEO & Co-Founder Aruna (aruna.id). Berawal dari memenangkan kompetisi ide bisnis saat menjalani semester-semester terakhir di Telkom University, Farid dan kedua pendiri Aruna lainnya, Indraka dan Utari. Saat ini, mereka mendapatkan suntikan dana dari beberapa investor untuk mematangkan business plan Aruna.
Aruna menjadikan laut sebagai mata pencaharian yang lebih baik bagi semua, dengan memberdayakan nelayan lokal melalui platform yang memfasilitasi perdagangan yang adil dengan pelanggan mereka.
Saat ini, Aruna telah beroperasi di seluruh Indonesia, dari Sumatera hingga Papua, dengan memberdayakan lebih dari 15.000 mitra nelayan di 31 titik dan membuka lebih banyak lapangan kerja di desa pesisir. Hasil dari Aruna telah mendorong Farid untuk menjadi salah satu dari Forbes 30 under 30 Asia Class of 2020, bersama dengan Indraka dan Utari sebagai pendiri Aruna.