Pentolan Teknologi Terheboh di 2020, Elon Musk Sampai Jack Ma
Hide Ads

Pentolan Teknologi Terheboh di 2020, Elon Musk Sampai Jack Ma

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 22 Des 2020 07:37 WIB
Bill Gates Jack Ma
Bill Gates dan Jack Ma. Foto: Getty Images
Jakarta -

Tahun 2020, banyak cerita dari jagat teknologi, tentunya termasuk para pentolannya. Berikut adalah beberapa pentolan teknologi yang membuat kehebohan sepanjang tahun ini.

1. Elon Musk

Biasanya cuma berada di kisaran urutan 20 orang terkaya di dunia, Elon Musk kini adalah manusia paling berharta nomor dua di dunia, hanya kalah dari Jeff Bezos. Menurut Forbes, hartanya saat ini sekitar USD 153 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaannya memang amat jaya tahun ini. SpaceX telah dipercaya NASA membuat sarana transportasi ke antariksa, bahkan baru-baru ini untuk pertama kalinya mengangkut astronaut Amerika Serikat dengan kapsul Dragon.

Tahun ini pula, perusahaan mobil listrik Tesla sangat meroket valuasinya menjadi USD 520 miliar, mengalahkan penguasa Toyota. Musk pun dianggap berjasa mempopulerkan mobil listrik.

ADVERTISEMENT

"Dengan kemauan kuat dan kegeniusannya, Elon Musk telah membangun perusahaan mobil dan baterai listrik yang rasanya membawa seluruh industri ke abad ke 21 dan mempesona para investor di seluruh dunia," tambah Fortune.

Kehebohan lainnya adalah Musk terkesan tidak percaya ada wabah Corona, bahkan baru-baru ini mengaku takkan mau divaksin. Ia juga menentang lockdown dan menyebut kepanikan orang karena Corona adalah kebodohan.

2. Jack Ma

Tahun 2020 ini sebenarnya relatif mulus pada awalnya buat Jack Ma, di mana dia sedang menikmati masa pensiun dari Alibaba. Di tengah pandemi Corona, Jack Ma juga menyumbang banyak peralatan kesehatan ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Kehebohan pada sang pentolan teknologi baru terjadi menjelang akhir tahun. Ant Financial, salah satu perusahaan yang ia dirikan, sempat hampir menggelar IPO terbesar tapi digagalkan oleh pemerintah China. Pemerintah berang karena Jack Ma mengkritik keras perbankan dan sistem finansial negaranya.

Jack Ma menyebut masalah terbesar China adalah sistem finansial kurang baik, bahkan membandingkannya dengan pemberian obat yang salah. "Gejala alzheimer dan polio mungkin mirip, tapi keduanya benar-benar penyakit berbeda. Jika seorang anak diberi obat Alzheimer untuk menyembuhkan polio, akan ada banyak masalah," ucapnya.

Jack Ma melanjutkan, sistem perbankan secara umum dirancang untuk zaman perkembangan industri masa lalu, tapi di masa mendatang perlu memakai teknologi baru termasuk big data, cloud dan blockchain.

Belum jelas kapan Ant akan diperbolehkan IPO, di mana saat ini mereka harus menjalankan serangkaian regulasi baru. Untuk menenangkan pemerintah, Jack Ma dikabarkan menawarkan sebagian kepemilikan Ant Financial.

3. Bill Gates

Bukan di bidang teknologi, Bill Gates selalu muncul di berita karena tak henti berbicara tentang pandemi Corona. Sejak virus Corona muncul, Bill Gates langsung membiayai pengembangan sebagian vaksin dan mengutarakan beragam prediksi soal arah pandemi Corona.

Menurut data Forbes, yayasan Bill Gates telah berkomitmen USD 350 juta untuk mendanai pembuatan vaksin maupun obat Corona, sekaligus distribusinya. Terbaru, mereka menambahkan USD 70 juta untuk membantu menyebarkan vaksin Corona murah di negara miskin atau berkembang.

Walau latar belakangnya bukan dokter atau kesehatan, beberapa pihak menilai wajar Bill Gates banyak berkiprah dalam pengembangan vaksin Corona. "Beberapa orang memang akan bertanya, kenapa harus dia," kata Dr Ariel Pablos Mendez, mantan direktur WHO.

"(Karena) dia punya kekuatan sebagai seorang bintang, dia punya sumber daya dan dia perhatian. Ada banyak orang yang melakukan sesuatu, akan tetapi tidak dalam skala seperti Gates," paparnya.

Gates pun sering jadi sasaran teori konspirasi, dari tudingan bahwa dia dalan pandemi Corona sampai akan memasang microchip bersamaan dengan diberikannya vaksin Corona. Tapi tampaknya sang pentolan teknologi tak terlalu peduli dan jalan terus.

4. Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg terus menjadi sorotan lantaran punya tiga layanan raksasa, Facebook, Instagram dan WhatsApp. Facebook masih dinilai sebagai sarang hoax baik terkait politik maupun pandemi Corona dan Zuckerberg terus didesak agar serius menanganinya.

Kehebohan terakhir adalah gugatan hukum ke Facebook dari dari regulator Federal Trade Commisions (FTC) dan jaksa dari 46 negara bagian. Mereka resah lantaran kepemilikan Facebook pada WhatsApp dan Instagram menciptakan kekuatan raksasa dan menjurus pada monopoli. Sebelum kompetitor besar, Facebook dituding berupaya menghancurkan atau kalau bisa akuisisi.

"Setelah mengidentifikasi dua ancaman kompetitif yang signifikan terhadap posisinya yang dominan, Instagram dan WhatsApp, Facebook bergerak untuk memadamkan ancaman itu dengan membeli kedua perusahaan, merefleksikan pandangan CEO Mark Zuckerberg dalam email di tahun 2008, lebih baik membeli daripada berkompetisi," demikian tudingan dari FTC.

Andai WhatsApp dan Instagram lepas, kerajaan bisnis media sosial Mark Zuckerberg jelas goyang. "Pemecahan seperti ini menakutkan bagi investor karena dalam beberapa cara bisa mengganggu model bisnis," kata Dan Ives, analis bisnis di Wedbush Securities.

Namun demikian, peluang pengadilan mengabulkan gugatan menurut Ives cukup kecil. "Kabarnya memang menggemparkan namun tidak secara masif mengubah situasi bagi Facebook dalam jangka pendek," papar dia.

5. Jeff Bezos

Jeff Bezos yang sudah cukup lama terkaya di dunia jadi sorotan tahun ini lantaran makin kaya selama pandemi. Selama pandemi, perusahaan raksasa e-commerce Amazon yang ia miliki mencetak catatan penjualan tertinggi lantaran orang-orang jadi lebih banyak berbelanja secara online

Berkat itu, kekayaan Bezos bertambah USD 67,5 miliar setara Rp 945 triliun sehingga total kekayaan bersihnya kini mencapai USD 182,2 miliar setara Rp 2.550 triliun. Kekayaan Bezos bahkan pernah mencapai USD 200 miliar setara Rp 2.800 triliun.

Di sisi lain, karyawan Amazon terutama di bagian gudang disebut dibayar kurang layak dan kurang diperhatikan protokol kesehatannya. "Saat Amazon menaikkan harga masker, sabun, kertas toilet, Jeff Bezos jadi USD 88 miliar lebih kaya dan terus menolak cuti sakit karyawan dan bayaran kurang. Itu tidak bermoral. Mereka tidak seharusnya meraup untung saat pandemi," cuit senator Bernie Sanders.

"Jeff Bezos bisa memberi bonus USD 105 ribu pada tiap karyawan Amazon dan dia tetap akan sama kaya seperti di bulan Januari. Itulah seberapa banyak harta yang ia dapat selama pandemi, ketika 500 juta orang jadi miskin," cuit jurnalis King Kaufman.

Belum lagi ia dikenal tak terlalu banyak beramal. "Kenapa Bezos tidak melakukan sesuatu yang keren padahal punya begitu banyak dolar, misalnya saja mengakhiri kelaparan dunia atau sejenisnya," tulis seorang netizen.

Halaman 2 dari 2
(fyk/rns)
Berita Terkait